Ulasfakta.co – Mantan Ketua FORIDIKSI STISIPOL Raja Haji, Okta Alamsyah sebelumnya ada menyampaikan Rasa Kekecewaan Terhadap BEM di beberapa Media, yang kemudian juga direspon Balik Oleh Ketua BEM.
Menganggapi pernyataan Klarifikasi Ketua BEM, Okta menyampaikan bahwasanya ada sikap baik dari BEM dengan membuat pernyataan Klarifikasi di media, Namun Ada yang membuat ia menarik untuk meresponnya.
Dalam hal tersebut komunikasi menjadi permasalahan utama karena memang antar organisasi memerlukan komunikasi yang baik dan pemahaman yang mendalam satu sama lain untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman di masa mendatang dan perlu juga bersikap lebih toleran terhadap kendala yang mungkin timbul di luar kendali antar organisasi tersebut.
Okta menyampaikan bahwasanya berita kekecewaan tersebut bukan lah sebuah setingan atau pun bentuk kebencian melainkan keyakinan di dapat dari Fakta-fakta, Pengetahuan dan Hati Nurani.
“Saya juga perlu mempertanyakan pemahaman organisasi dan Toleransi yang di maksud itu jelas konkrit nya dalam berorganisasi itu seperti apa, Mungkin kita disini berbeda pandangan namun acuan kita bukan lah pada saling memahami tapi pada pemahaman dinamika organisasi mahasiswa,” ujarnya.
Okta melanjutkan, Jika Harini kita harus memberikan pemahaman dan toleransi dalam berorganisasi sehingga menyebabkan degradasi organisasi apakah langkah tersebut konkrit menjadi solusi.
“Berorganisasi artinya bermasalah, jika kita Harini tidak siap untuk menambah masalah maka baik nya tidak bergabung di organisasi, jika Harini kita memberikan toleransi sibuk itu menjadi alasan utama maka tidak ada nya penanaman Rasa Tanggungjawab terhadap masing-masing anggota lambat laun terjadi degradasi SDA Organisasi Tersebut,” tambahnya.
Diakhir penjelasan Okta Alamsyah menyatakan Bahwa Jika terjadi Konflik Organisasi Maka langkah yang tetap di ambil dalam menajemen organisasi Ialah Rekonsiliasi Organisasi.
“Menurut saya, Rekonsiliasi merupakan metode yang tepat untuk di ambil untuk menghilangkan rasa kebencian dan ketidakpercayaan yang memicu konflik sehingga nanti mencapai titik konsolidasi perdamaian,” tutup Okta.