Ulasfakta – Menjelang bulan suci Ramadan, tradisi ziarah kubur bukan hanya menjadi momen spiritual bagi masyarakat Muslim, tetapi juga membawa dampak ekonomi bagi warga sekitar pemakaman. Para penjual bunga musiman di sekitar TPU Jalan DI Pandjaitan Batu 7, Kota Tanjungpinang, merasakan lonjakan omzet yang signifikan berkat meningkatnya jumlah peziarah.
Salah satu pedagang bunga musiman, Sulastri, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp2 juta per hari dalam dua hari terakhir, jauh meningkat dibandingkan hari biasa. “Kalau hari biasa paling laku lima kantong, tapi sekarang bisa berkali-kali lipat,” ujarnya, Jumat 28 Februari 2025.
Dampak Ekonomi dari Tradisi Keagamaan
Fenomena ini menunjukkan bagaimana sebuah tradisi keagamaan dapat menggerakkan perekonomian warga. Sulastri sendiri mulai berjualan bunga tiga tahun lalu untuk menambah penghasilan setelah anaknya jatuh sakit.
Bukan hanya peziarah lokal, ia juga memiliki pelanggan dari daerah lain. “Ada yang dari Tanjunguban datang beli bunga ke saya, padahal makam keluarganya di Bukit Cermin,” tambahnya.
Ziarah: Antara Tradisi dan Makna Spiritual
Bagi Hendri, seorang peziarah asal Kabupaten Bintan, ziarah kubur menjelang Ramadan sudah menjadi tradisi tahunan keluarganya. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, ia juga meyakini bahwa ziarah memiliki makna mendalam.
“Ziarah ini mengingatkan kita bahwa setiap manusia pasti akan mati. Ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pengingat bahwa hidup di dunia ini sementara,” katanya.
Ziarah dan Potensi Wisata Religi
Meningkatnya aktivitas ziarah ini juga menjadi potensi ekonomi yang bisa dikembangkan lebih jauh. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan ziarah, sektor usaha kecil seperti penjualan bunga, makanan ringan, hingga transportasi turut mendapat manfaat.
Tidak hanya itu, pemakaman dengan nilai sejarah tinggi juga berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata religi, yang bisa menarik wisatawan lokal maupun luar daerah.
Dengan dampak ekonomi yang cukup besar, tradisi ziarah bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga roda penggerak ekonomi bagi masyarakat sekitar.