Ulasfakta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang menyebut dirinya telah “kembali ke jalan yang benar”.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat memperkenalkan Cak Imin dalam acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Bogor, pada Sabtu (15/2/2025).
“Terima kasih sudah kembali ke jalan yang benar,” ujar Prabowo, yang disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.
Mendengar pernyataan itu, Cak Imin terlihat mengepalkan tangan dengan antusias sambil tersenyum lebar.
PKB Dukung Koalisi Permanen
Usai acara, Cak Imin menyatakan bahwa PKB menyambut baik tawaran Prabowo untuk menjadikan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus sebagai koalisi permanen hingga 2029.
“Tentu kita sudah sama-sama di dalam koalisi. Bahkan, permintaan Pak Prabowo untuk koalisi permanen sangat baik,” katanya, dikutip dari Antara.
Menurutnya, koalisi permanen ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan kesejahteraan rakyat dengan kerja sama yang lebih solid antarpartai.
“Kami ingin menjadi bagian dari percepatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. PKB akan terus berada dalam koalisi yang kuat dan kokoh agar semua rencana pembangunan bisa cepat terwujud,”ujar Cak Imin.
Ia juga menegaskan bahwa PKB akan tetap berada dalam koalisi hingga 2029, sejalan dengan visi pembangunan nasional.
“Kita akan bersama-sama sesuai dengan kebutuhan bangsa kita,” tegasnya.
KIM Plus: Koalisi Pemerintah yang Makin Solid
Sebagai informasi, Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus merupakan gabungan partai-partai yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, baik yang sejak awal mendukung pasangan tersebut di Pilpres 2024 maupun yang belakangan bergabung.
Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dengan semakin solidnya KIM Plus, koalisi ini diperkirakan akan memiliki pengaruh besar dalam perumusan kebijakan pemerintahan hingga 2029.
