Dampak Negatif Kelong Pancing Madu Tiga terhadap Lingkungan Laut

Ulasfakta – Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Hermansyah, mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak negatif Kelong Pancing Madu Tiga, sebuah resort pemancingan yang terletak di kawasan pesisir.

Ia menegaskan bahwa jika tidak dikelola dengan baik, aktivitas di resort ini berpotensi merusak kualitas air dan mengganggu keseimbangan ekosistem laut.

Meskipun Kelong Pancing Madu Tiga memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata, Hermansyah mengingatkan bahwa limbah yang dihasilkan seperti limbah kayu, zat kimia pelapis, dan sampah plastik dari aktivitas pemancingan, dapat mencemari laut.

Menurutnya, pencemaran laut berasal dari beberapa sumber utama. Limbah bangunan kayu, seperti serbuk kayu dan cat pelapis, dapat mencemari perairan.

Selain itu, limbah domestik dari resort seperti air sabun, deterjen, dan minyak, juga dapat merusak kualitas air jika tidak dikelola dengan sistem pembuangan yang baik.

Tidak hanya itu, sampah yang ditinggalkan oleh para pemancing seperti tali pancing, kail, dan botol umpan, sering dibuang sembarangan ke laut, yang dapat mengancam biota laut, terutama jika sampah plastik tertelan oleh ikan atau menyebabkan hewan laut terjerat.

Hermansyah juga menyoroti dampak pembangunan resort terhadap habitat laut. Pemasangan tiang pancang di dasar laut dapat merusak ekosistem lamun dan terumbu karang yang sangat penting bagi kehidupan biota laut.

Perubahan struktur pantai akibat pembangunan tanpa perencanaan yang matang juga berisiko meningkatkan erosi pesisir.

Sebagai solusi, Hermansyah menekankan pentingnya penerapan standar bangunan ramah lingkungan dan sistem pengelolaan limbah yang efektif. Pemerintah harus memperketat regulasi agar pembangunan tidak merusak ekosistem pesisir.

“Resort harus memiliki sistem pengolahan limbah sebelum dibuang ke laut dan menyediakan fasilitas tempat sampah yang memadai bagi wisatawan dan pemancing,” ujarnya, Sabtu (15/2/2025).

Lebih jauh, Hermansyah mengingatkan perlunya edukasi kepada wisatawan dan pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian laut.

“Wisatawan dan pemancing harus menggunakan alat pancing yang ramah lingkungan, agar tidak mencemari laut dengan logam berat seperti timbal,” tuturnya.

Hermansyah berharap agar pembangunan di kawasan pesisir tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

“Jika kita ingin menjaga laut tetap bersih dan sehat untuk generasi mendatang, maka perlu ada tindakan nyata. Pariwisata harus berjalan seimbang dengan pelestarian lingkungan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *