Ulasfakta – Hobi menanam buah di pekarangan rumah membawa Izam (43) menorehkan kisah sukses tak terduga. Warga Desa Tembeling, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, itu kini mengelola kebun anggur tropis dengan konsep eco‑wisata, menampung lebih dari 30 varietas langka dalam empat unit greenhouse.
Semua bermula dari eksperimen kecil di halaman belakang. “Saya tanam dua bibit—dua‑duanya mati. Tapi rasa penasaran membuat saya terus belajar,” tutur Izam, Sabtu, 17 Mei 2025. Usaha pantang menyerah itu berbuah manis: greenhouse berdiri, tanaman subur, dan panen sampai lima kali setahun—berkat suhu tropis yang hangat sepanjang tahun.
Di antara koleksinya, varietas Jupiter, Ninel, Trans, dan Rosbi menjadi primadona karena jarang beredar di pasaran. Tingginya minat warga akhirnya mendorong Izam membuka kebun sebagai destinasi wisata ramah lingkungan. Tanpa tiket masuk, pengunjung cukup membayar Rp 10 ribu per ons buah yang mereka petik langsung dari pohon.
“Setiap hari ada saja tamu; akhir pekan malah membludak. Panen kadang belum cukup untuk semua,” ungkapnya sambil tersenyum.
Kini, kebun anggur Izam bukan hanya sumber pendapatan, tetapi juga ruang edukasi bagi siapa pun yang ingin memahami seluk‑beluk budidaya anggur di iklim tropis—membuktikan bahwa kegigihan menyulap hobi bisa berbuah begitu lebat.