Ulasfakta – Kekhawatiran masyarakat terkait dugaan peredaran uang palsu di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, akhirnya terjawab. Hasil pemeriksaan laboratorium dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri memastikan bahwa uang-uang yang sebelumnya dicurigai sebagai palsu, ternyata mayoritas adalah uang asli.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Lingga, Iptu Maidir, usai timnya berkoordinasi dan menyerahkan sampel uang yang mencurigakan ke BI untuk diteliti lebih lanjut.

“Tim Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) kami telah melakukan verifikasi terhadap pecahan uang Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, hingga Rp50.000. Hasil pemeriksaan laboratorium oleh BI menunjukkan bahwa mayoritas uang tersebut adalah asli,” jelas Iptu Maidir, Rabu (4/6/2025).

Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh menggunakan teknologi ultraviolet (UV) dan analisis visual fisik, sesuai dengan protokol laboratorium BI. BI juga mengeluarkan surat resmi yang memperkuat hasil temuan tersebut.

“Dengan ini kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah percaya pada isu atau kabar yang belum terbukti kebenarannya. Namun, tetap penting untuk waspada dan segera melapor kepada aparat jika menemukan uang yang mencurigakan,” tambah Maidir.

Bank Indonesia dalam keterangannya juga menyampaikan beberapa ciri penting yang dapat digunakan masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah. Di antaranya:

  • Ukuran uang minimal 2/3 bagian utuh

  • Terdapat benang pengaman dan logo Bank Indonesia

  • Nomor seri berubah warna jika disinari UV

  • Tidak terdapat mutilasi pada uang

  • Logo pahlawan akan terlihat saat diterawang

  • Tulisan “Bank Indonesia” dan nominal tampak jelas di benang pengaman saat diperiksa dengan alat mikro

Dengan temuan ini, Polres Lingga menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti setiap isu yang menimbulkan keresahan publik dan akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait cara mengenali keaslian uang.

“Kami akan terus bersinergi dengan pihak Bank Indonesia dan semua stakeholder untuk menjaga stabilitas serta rasa aman di tengah masyarakat,” pungkas Iptu Maidir.