Ulasfakta.Co – Warga Desa Kundur, Kecamatan Kundur Barat, Kabupaten Karimun, kini menghadapi kesulitan besar akibat kerusakan parah pada satu-satunya jembatan penghubung desa yang nyaris ambruk. Kerusakan tersebut telah berlangsung cukup lama dan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karimun.
Jembatan ini merupakan akses vital masyarakat untuk berbagai kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan. Setiap hari, warga bergantung pada jembatan tersebut untuk beraktivitas, termasuk anak-anak yang harus menyeberang untuk bisa bersekolah. Potensi runtuhnya jembatan tidak hanya mengancam kelancaran aktivitas warga, tetapi juga keselamatan jiwa mereka.
Raja Nuzul Fazly, seorang mahasiswa asal Kundur, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Ia menilai kerusakan jembatan mencerminkan kelalaian Pemerintah Kabupaten Karimun, terutama Dinas PUPR, dalam menjalankan tugasnya.
“Ini bukan sekadar persoalan infrastruktur, tapi soal keselamatan nyawa warga. Jembatan ini sudah lama menunjukkan tanda-tanda kerusakan, tapi tak ada langkah konkret dari pemerintah daerah. Dimana sistem pengawasan dan deteksi dini dari Dinas PUPR?” ujar Raja.
Ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara klaim alokasi anggaran infrastruktur dengan kondisi nyata di lapangan.
“Setiap tahun disebutkan ada anggaran untuk infrastruktur desa, lalu ke mana dana itu? Apakah laporan warga tidak pernah sampai? Ataukah memang ada unsur pembiaran? Masyarakat butuh jawaban yang jelas dan transparan,” tambahnya.
Raja berharap Pemerintah Kabupaten Karimun segera bertindak, memperbaiki pola kerja, dan menegakkan akuntabilitas di tubuh Dinas PUPR sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jangan tunggu sampai korban berjatuhan. Keselamatan masyarakat adalah tanggung jawab utama pemerintah, dan itu tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Dinas PUPR Kabupaten Karimun terkait rencana perbaikan jembatan tersebut,Malahan perkumpulan dari angkutan roda 4 (Lori) yang bersimpati menimbun untuk mengurangi kerusakan jembatan tersebut.
Tinggalkan Balasan