Ulasfakta.co – Keputusan yang diambil oleh Kepala Desa (Kades) Air Biru, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Badri, yang diduga memberhentikan tujuh guru PAUD setelah mereka menolak membantu membayar utang desa, telah menuai kecaman.
Para guru tersebut telah mengabdi selama hampir empat tahun untuk mendidik anak-anak, namun mereka kini terpaksa kehilangan pekerjaan karena menolak permintaan Kades itu untuk mengorbankan gaji mereka demi menutupi utang desa.
Salah seorang guru yang tak mau disebutkan namanya mengungkapkan dalam pesan singkat bahwa mereka diberhentikan secara sepihak karena tidak bersedia membantu membayar utang desa.
“Dia minta bantu gaji kami yang bulan 12 pak, untuk bayar utang, kami menolak, jadi kami diberhentikan,” ujarnya, Selasa (4/2/2025).
Guru tersebut juga menyebutkan bahwa masih ada tiga guru yang terus bekerja, bersedia untuk menyerahkan honornya.
“Ada tiga orang yang masih dipekerjakan, mau honornya diambil,” jelasnya.
Para guru tersebut berharap agar mereka diperlakukan secara manusiawi, mengingat mereka adalah bagian dari perjuangan awal dalam mendirikan PAUD di desa tersebut.
“Harapannya manusiakan lah kami selayaknya, karena kami yang membangun PAUD ini dari awal, malah kami dipecat tiba-tiba dengan tidak hormat tanpa ada rapat,” katanya penuh harapan.
Tangkapan layar percakapan WhatsApp yang didapatkan redaksi ulasfakta.co menunjukkan dugaan intervensi dari oknum Kades tersebut kepada salah satu guru yang menolak permintaannya.
Dalam percakapan itu, oknum Kades mengatakan, “Kalau tak bise tolong saye, saye tak bise juga tolong orang tok. Pahamkan, dari awal saye lah cakap.”
Banyak pihak mempertanyakan kebijakan ini. Jika keuangan desa menjadi masalah, mengapa yang dikorbankan adalah para guru PAUD, yang merupakan pilar utama dalam pendidikan anak usia dini.
“Apakah tidak ada solusi lain yang lebih adil untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ungkap para guru.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi masa depan desa. Jika tenaga pendidik terus diperlakukan semena-mena, maka jangan heran jika kualitas pendidikan di desa ini semakin terpuruk.
Hingga berita ini dilansir, ulasfakta.co masih terus menelusuri kebenaran peristiwa ini.
(why)