Kenaikan Harga Santan di Bintan: Dampak Berantai ke Usaha Kecil dan Kuliner Lokal

Ulasfakta – Kenaikan harga santan di Pasar Barek Motor Kijang, Kecamatan Bintan Timur, tidak hanya berdampak pada konsumen rumah tangga tetapi juga memukul usaha kecil, terutama pedagang makanan dan pembuat kue tradisional. Harga santan yang kini bertahan di Rp34.000 per kilogram dan berpotensi naik hingga Rp45.000 per kilogram menjelang Idulfitri membuat pelaku usaha harus berpikir ulang dalam menentukan harga jual produk mereka.

Muhammad Sabrina, seorang penjual santan, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini tidak lepas dari naiknya harga kelapa, terutama yang didatangkan dari Natuna dan Jambi.

“Kalau harga kelapa naik, kami juga harus menaikkan harga santan. Tapi kalau terlalu tinggi, pembeli bisa berkurang,” ujarnya, Ahad 9 Maret 2025.

Kondisi ini membuat pedagang kue seperti Sariah berada dalam dilema. Di satu sisi, harga bahan baku melonjak, sementara di sisi lain, daya beli masyarakat tidak bisa diabaikan.

“Kalau harga santan terus naik, mau tidak mau harga kue juga harus naik. Tapi kalau naik, pembeli banyak yang mengeluh. Ini jadi serba salah,” kata Sariah.

Santan merupakan bahan utama dalam banyak makanan khas daerah, seperti kue-kue tradisional dan masakan bersantan seperti gulai dan rendang. Jika harga terus melonjak, banyak pedagang kecil yang terancam mengurangi produksi atau bahkan menghentikan usahanya sementara waktu.

Sementara itu, para pedagang juga masih bertanya-tanya penyebab utama kenaikan harga kelapa yang berdampak langsung pada harga santan. Beberapa menduga faktor cuaca yang mempengaruhi panen kelapa, serta meningkatnya biaya distribusi, ikut berkontribusi terhadap kenaikan harga.

Jika tren kenaikan harga ini berlanjut, bukan hanya pedagang makanan yang terdampak, tetapi juga masyarakat luas yang menggantungkan konsumsi harian mereka pada santan. Harapan pun muncul agar pemerintah daerah atau pihak terkait bisa mencari solusi, seperti menstabilkan pasokan atau memberikan subsidi bagi para pedagang kecil agar bisnis mereka tetap berjalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *