Kepri Jadi Jalur Rawan Penyelundupan Narkotika Internasional, BNNP Perketat Pengawasan Laut

Ulasfakta – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kini menjadi perhatian nasional sebagai salah satu pintu masuk utama bagi jaringan penyelundupan narkotika internasional menuju Indonesia. Letak geografis Kepri yang strategis—dikelilingi 96 persen wilayah laut dan berbatasan langsung dengan negara tetangga—menjadikannya wilayah rawan meski tingkat konsumsi lokal tergolong rendah.

Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelijen Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, Kombes Pol. Bubung Pramiadi, menyampaikan hal itu dalam wawancara eksklusif, menanggapi serangkaian pengungkapan kasus penyelundupan narkoba dalam jumlah besar di wilayah perairan Kepri.

“Kepri ini jadi pintu masuk strategis bagi jaringan narkotika. Sebagian besar barang yang masuk bukan untuk diedarkan di sini, tapi hanya transit sebelum dikirim ke daerah lain seperti Kalimantan, Surabaya, Jambi, hingga Palembang,” ujarnya.

Bubung menjelaskan bahwa narkotika yang masuk biasanya dibawa dalam jumlah besar, kemudian dipecah ke dalam paket kecil sebelum dikirim melalui jalur udara maupun laut. Penangkapan di bandara, katanya, umumnya berasal dari hasil pemecahan tersebut.

Potensi Tinggi, Konsumsi Lokal Rendah

Meskipun Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Kepri sempat menyebut provinsi ini berada dalam “status lampu merah”, BNNP menilai status tersebut lebih merefleksikan potensi penyelundupan, bukan angka prevalensi pengguna.

“Alhamdulillah, tingkat penyalahgunaan narkoba di Kepri masih relatif rendah,” tegas Bubung.

Meski begitu, ia mengakui bahwa Indonesia secara nasional sedang menghadapi darurat narkoba. Isu ini bahkan tercantum dalam agenda kebijakan nasional melalui Asta Cita Presiden, salah satunya tentang P4GN—Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika.

Koordinasi Lintas Instansi dan Negara

Untuk memperkuat pengawasan, BNNP Kepri mengandalkan sinergi lintas sektor. Sejak 2018, pihaknya telah membentuk Satuan Tugas Gabungan (Satgas) yang melibatkan TNI AL, TNI AD, Polda Kepri, dan Bea Cukai. Satgas ini bertugas mengawasi jalur laut dan mendukung program P4GN bersama instansi daerah dan masyarakat.

“Kami bekerja sesuai kapasitas masing-masing, dengan dukungan sarana yang ada,” jelas Bubung.

Di tingkat internasional, BNN juga terus meningkatkan koordinasi intelijen lintas batas dengan negara-negara tetangga demi memutus jaringan penyelundupan sejak di luar wilayah Indonesia.

Klarifikasi Soal Penangkapan Dua Ton Narkoba

Menanggapi penangkapan dua ton sabu dan kokain oleh TNI AL di perairan Tanjung Balai Karimun, Bubung menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat langsung dalam penyidikan kasus tersebut.

“BNNP Kepri tidak termasuk dalam tim penyidik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi instansi terkait,” ujarnya.

Ia juga tidak menampik bahwa aparat penegak hukum dan ASN pernah terlibat sebagai kurir dalam beberapa kasus yang ditangani BNNP dan Polda Kepri. Namun, ia menegaskan bahwa pengungkapan besar oleh TNI AL saat ini tidak berkaitan dengan kasus tersebut.

Komitmen Menjaga Garis Depan

Dengan pendekatan terintegrasi antara pencegahan, penindakan, dan kerja sama antar lembaga, BNNP Kepri menyatakan komitmennya menjaga wilayah perbatasan dari ancaman peredaran narkoba internasional.

“Kepri adalah garda terdepan, dan kami akan terus perkuat pengawasan bersama semua pihak,” tutup Bubung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *