Ulasfakta – Pangkalan TNI AU Raden Sadjad (Lanud RSA) Natuna kembali membuktikan kesiapsiagaan tempurnya dengan ambil bagian dalam Latihan Gabungan Matra Udara II Jalak Sakti dan Hardha Marutha I tahun 2025 yang berlangsung di Air Weapon Range (AWR) Buding, Lanud H.AS Hanandjoeddin, Bangka Belitung, Rabu (25/6/2025).

Latihan berskala nasional ini digelar di bawah koordinasi Komando Operasi Udara I (Koopsud I) dan melibatkan sejumlah kekuatan udara strategis. Lanud RSA mendapat kepercayaan untuk menjalankan misi serangan strategis serta simulasi tembakan ke sasaran (Weapon Delivery) di wilayah latihan pantai Lanud RSA.

Komandan Lanud RSA, Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara, turun langsung memimpin tim tempur. Kekuatan udara Lanud RSA turut diperkuat unsur Skadron Udara 52 sebagai garda terdepan dalam misi intai udara. Latihan turut diawasi oleh Tim Pengendali Koopsud I yang dipimpin Letkol Pnb Yosi Hadi Wiyanto, serta jajaran pejabat utama Lanud RSA. Sementara sebagian personel mengikuti jalannya latihan secara daring dari AWR Belitung.

Latihan Jalak Sakti dan Hardha Marutha kali ini tidak hanya menguji aspek teknis dan manuver udara, tetapi juga difokuskan pada simulasi kontijensi tempur yang realistis. Melalui kombinasi gladi posko dan gladi lapangan, para prajurit dilatih untuk merespons cepat terhadap ancaman, menerapkan strategi efektif, serta memperkuat koordinasi lintas satuan di medan operasi.

“Latihan ini menjadi wujud nyata komitmen Lanud RSA menjaga kedaulatan wilayah udara, khususnya di wilayah perbatasan barat Indonesia yang strategis,” ungkap Kolonel Ketut, Kamis (26/6/2025).

Ia menegaskan bahwa kesiapan tempur tidak semata soal kelengkapan alutsista, melainkan juga soal mental prajurit, ketangguhan personel, serta keakuratan koordinasi di setiap lini.

Latihan ini sekaligus memperkuat sinergi antara Koopsud I dan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) dalam membangun interoperabilitas tempur, sejalan dengan visi TNI AU untuk mewujudkan pertahanan udara nasional yang Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis (AMPUH).

Dengan latihan ini, Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai kekuatan udara yang disegani di kawasan perbatasan dan jalur udara strategis regional.