Ulasfakta.co – Calon Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menegaskan komitmennya untuk membangun Sekretariat Rumpun Batak Bersatu (RBB) jika terpilih dalam Pilkada 2024.
Lis mengatakan, membangun Kantor RBB atau Sekretariat lebih mudah karena desain atau gambar gedungnya tak harus bermotifkan Lima Puak Batak.
Membangun sekretariat beda dengan membangun Sopo Godang karena harus mengakomodir motif khas Lima Puak Batak (Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, Mandailing).
Terlebih lagi, saat ini RBB sudah memiliki lahan untuk dibangun. Lis tinggal mengalokasikan anggaran untuk pembangunan gedung kantor tersebut.
“InsyaAllah, kalau terpilih nanti, maka Sekretariat RBB yang akan kita bangun. Kantor itu bisa digunakan untuk pertemuan-pertemuan masyarakat Batak,” katanya di Posko RBB (Relawan Bela yang Benar) di Jalan Wiratno, Selasa (15/10).
Lis mengatakan, RBB dengan jumlah masyarakatnya yang cukup banyak di Tanjungpinang sudah seharusnya memiliki kantor sendiri. Sehingga, kantor itu nantinya bisa dipergunakan untuk banyak hal.
“Kita akan bangun kantor yang bagus,” ujarnya.
Ternyata Lis Sudah Siapkan Anggaran Sopo Godang Batak Rp1,8 Miliar
Masyarakat Batak di Tanjungpinang perlu mengetahui fakta ini terkait pembangunan Sopo Godang (Gedung Serbaguna).
Agar informasinya tidak blunder lagi, maka inilah pengakuan banyak tokoh terkait rencana pembangunan Sopo Godang Batak yang tidak jadi dibangun periode 2013-2018.
Pernyataan dari Lis Darmansyah, Wali Kota Tanjungpinang 2013-2018 ini juga dibenarkan sejumlah Tokoh Batak di Tanjungpinang, seperti Sahat Sihombing (Op.Pahotton), Pangeran Lubis, Sarmartua Pardosi, Marpaung, Simangunsong, Sitompul dan lainnya.
Cerita kebenaran ini terungkap saat Konsolidasi RBB (Relawan Bela yang Bijak) di Posko Pemenangan Lis-Raja di Jalan Wiratno, Selasa (15/10).
Bermula karena kedekatan Lis Darmansyah dengan masyarakat, maka ketika dirinya terpilih menjadi Wali Kota Tanjungpinang periode 2013-2018, maka Lis telah mengalokasikan dana Rp1 miliar untuk pembangunan Sopo Godang tersebut.
“Namun karena tidak jadi dibangun, anggaran itu kembali ke kas daerah. Itu tahun pertama ketika saya terpilih bersama mendiang Syahrul, saat itu sebagai wakil wali kota,” ujar Lis.
Di saat yang bersamaan, dialokasikan juga anggaran Rp300 juta untuk biaya studi kelayakan dan pembuatan gambar desain gedung (Detailed Engineering Design).
Tahun berikutnya, Lis mengalokasikan anggaran Rp500 juta untuk pembelian lahan. Tidak jadi juga. Sehingga anggaran kembali ke kas daerah.
Kemudian, Lis mengalokasikan anggaran Rp200 juta untuk RBB (Rumpun Batak Bersatu). Anggaran ini digunakan untuk dana pembinaan, dana operasional dan lainnya.
Total yang dialokasikan Lis Rp2 miliar. Rp1,5 miliar kembali ke kas daerah. Rp300 juta pembuatan DED dan studi kelayakan serta Rp200 juta untuk operasional RBB.
Ketika proses pembuatan gambar gedung, Lis mengundang tokoh-tokoh Batak. Namun, di kalangan Batak sendiri tidak bisa satu persepsi.
Sebab saat itu, masing-masing puak memberi pandangan masing-masing agar motif di gedung itu juga menyesuaikan dengan puak mereka.
Terutama kalangan muda saat itu berkeras dengan motif puak masing-masing. Jadi, untuk membuat satu kesepakatan gambar saat itu sudah beda pendapat.
Terkait kenapa Sopo Godang tersebut tidak jadi dibangun sudah beberapa kali disampaikan Lis kepada masyarakat Batak saat menghadiri pesta dan Bona Taon Marga-Marga.
Sahat Sihombing (Op.Pahotton) mengakui pertemuan saat pembahasan gambar Sopo Godang tersebut. “Itu benar. Karena saya hadir saat rapat itu. Masing-masing puak menginginkan begini, begitu,” jelasnya.
Sarmartua Pardosi, pengurus RBB saat itu juga mengakui hal yang sama yakni terkait masalah motif gedung dan juga persoalan lahan.
“Saya sudah lihat gambarnya. Tapi jadi perdebatan waktu itu,” jelasnya.
Kemudian, muncul persoalan baru lagi yakni masalah lahan. Ada tiga tempat yang memungkinkan saat itu termasuk di Senggarang dan jalan di Dompak.
Ada lahan yang terlalu mahal, ada juga lahan dengan berbagai persoalan lainnya termasuk tarik ulur perdebatan pengelolaan gedungnya nanti jika sudah dibangun.
“Sopo Godang tidak jadi dibangun, itu karena salah kita. Pak Lis sudah menyiapkan anggarannya. Tapi kita terus dalam perdebatan,” ujar Pangeran Lubis.
Pangeran mengatakan, apa yang disampaikan Lis dan tokoh lainnya benar adanya. Memang begitu. Masyarakat Batak itu sendiri yang sulit membuat satu keputusan saat itu.
Sebelumnya, S.Simangunsong, mantan Ketua Harian Rumput Batak Bersatu mengatakan, ada beberapa pihak yang tidak mengetahui secara rinci terkait rencana pembangunan Sopo Godang itu.
Padahal, Lis Darmansyah telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Sopo Godang tersebut. Tidak jadi dibangun karena masalah lahan dan perdebatan di kalangan Puak.
Dijelaskannya, karena kedekatan Lis dengan warga Batak, pemimpin tersebut telah menunaikan janjinya untuk membangun Sopo Godang tersebut dengan mengalokasikan anggaran.
“Dari kita sendiri yang tidak siap karena kendala-kendala lain,” ujarnya di Kantor RBB di Batu 10.
Sementara itu, Gading Batubara, Sekretaris STM Martabe meminta Lis Darmansyah agar membangun Sopo Godang jika terpilih menjadi Wali Kota Tanjungpinang di Pilkada, 27 November 2024 ini.
Lis mengatakan, dirinya akan membangun Sekretariat RBB. Terkait Sopo Godang, akan dibicarakan lagi ke depannya. Sebab, isu Sopo Godang ini jadi bumerang baginya.
Bukan dirinya yang tidak mau membangun, bahkan sudah mengalokasikan anggarannya, namun dari pihak masyarakat Batak sendiri yang belum siap.
Jika saat ini dirinya sudah menyatakan komitmennya akan membangun Sopo Godang tersebut, ternyata dari warga Batak belum siap, ini jadi serba salah.
“Tapi untuk Sekretariat, jika saya menang, akan kita bangun. Ini komitmen saya untuk masyarakat Batak, kita bangun sekretariat dulu,” ucap Lis.
Lis menegaskan, jika Lis-Raja menang, maka alokasi anggaran untuk membangun Sekretariat RBB tersebut tidak lah sulit.
Sebab, ada 10 partai politik (parpol) pengusung dan pendukung Lis-Raja dan jumlah anggota DPRD Tanjungpinang dari 10 parpol ini ada 20 orang.
Dari total 30 anggota DPRD Tanjungpinang, 20 diantaranya adalah pendukungnya. Jadi mudah dalam pembahasan dan pengalokasian anggarannya.
Kemudian, kata Lis, membangun Sekretariat lebih gampang karena gambar DED-nya lebih mudah. Gedungnya tak keharusan bermotif yang bisa membuat perdebatan panjang.
Beda dengan Sopo Godang yang harus menggambarkan motif dari puak-puak Batak. Dan Puak Batak itu sendiri ada lima yakni, Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi dan Mandailing.
Dari penuturan beberapa orang di atas, sudah jelas, Sopo Godang tak jadi dibangun bukan karena masalah anggaran. Namun menyamakan persepsi lima Puak Batak ini yang sulit.
Saat ini, Rumpun Batak Bersatu Kota Tanjungpinang sudah memiliki lahan seluas 1.500 meter persegi (30×50 meter) di daerah Senggarang.
Lahan ini hibah dari Suryono, developer terkemuka di Tanjungpinang. Penyerahan lahan ini dilakukan saat Rahma masih Wali Kota Tanjungpinang dan ada peran Rahma di sini.
Hanya saja, sertifikat lahan ini belum ada dan harus diurus terlebih dahulu. Lahan seluas itu lebih cocok untuk Sekretariat dibandingkan Sopo Godang.
Sejumlah masyarakat Batak Tanjungpinang mengatakan, untuk pembangunan Sopo Godang butuh lahan minimal 1 hektare (10.000 meter persegi).
Untuk pembangunan Sopo Godang, maka sebaiknya RBB harus memiliki lahan dengan status Sertifikat Hak Milik (SHM) agar pemerintah bisa membangunnya.
Sifatnya nanti bentuk hibah. Pengelolaannya harus bentuk yayasan. Artinya, RBB harus membentuk yayasan terlebih dahulu.
Terkait pengelolaan dan biaya perawatan serta karyawan yang menjaga, bisa dibicarakan ke depan. Yang penting tujuan itu bisa tercapai dulu. Nah, untuk mencapai tujuan itu yang sulit.
Sebagai satu suku bangsa yang besar, maka RBB memang butuh Sekretariat. Karena selama ini, RBB menyewa dan menumpang kantor di ruko milik orang lain.
Ketua Rumpun Batak Bersatu Kota Tanjungpinang, dr Anthony Simatupang mengatakan, sudah jelas pernyataan Lis Darmansyah akan membangun Sekretariat RBB jika terpilih menjadi wali kota.
Karena itu, sebagai pemimpin yang memiliki kedekatan dengan masyarakat Batak, dia mengajak warga Batak untuk mendukung pasangan ini.
Saat konsolidasi tersebut, hadir sejumlah pengurus RBB lainnya, natua-tua (penatua) Batak, pengurus STM (parsahutaon) dan warga Batak lainnya.
Di tempat itu juga dinyatakan dukungan kepada Lis Darmansyah. Apalagi setelah Lis menyatakan komitmennya akan membangun Sekretariat RBB nantinya.
Usai konsolidasi tersebut, Lis dan masyarakat Batak yang hadir foto bersama seraya menyanyikan lagu ‘Burung Kenek-Kenek’.
Di kalangan masyarakat Batak, Lis-Raja sudah sangat dikenal. Apalagi karena kedekatan Lis-Raja selama ini dengan masyarakat Batak.
Lis-Raja menjadi harapan baru bagi warga Tanjungpinang yang akan membawa perubahan di kota ini. Memulihkan ekonomi, mengempesi angka kemiskinan yang membuncit tiga tahun belakangan ini.
Pasangan calon nomor urut 2 ini pun mendapat dukungan secara merata di Tanjungpinang. Apalagi visi misi dan programnya yang pro rakyat.
(ind/isk)