Ulasfakta – Meski distribusi beras SPHP ke Bulog telah dihentikan sejak Februari 2025 atas instruksi pemerintah melalui Bapanas, para pedagang di Pulau Bintan menemukan celah pasar untuk tetap memenuhi kebutuhan masyarakat. Kepala Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, menyatakan bahwa sisa stok beras SPHP yang dibeli pedagang pada 6 Februari 2025 masih tersedia di warung dan swalayan.
“Hingga saat ini, distribusi beras SPHP ke Bulog masih dihentikan. Namun, para pedagang masih menjual stok yang tersisa, sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan produk favorit tersebut,” ujar Arief, Selasa (25/2).
Di tengah penghentian distribusi, dinamika pasar pun berubah. Para pedagang kini beralih ke alternatif lain, seperti beras premium 5 kg seharga Rp65.000, gula pasir Rp16.000 per kg, dan minyak goreng premium Rp11.000 per liter. Meskipun beras premium memiliki harga sedikit lebih tinggi, banyak pedagang dan konsumen melihatnya sebagai solusi sementara agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi.
Beberapa pedagang mengungkapkan kekhawatiran akan ketidakpastian pasokan beras SPHP di masa mendatang. Mereka berharap pemerintah segera memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kebijakan ini agar pasar dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
“Kita tentu berharap harga dan pasokan tetap stabil, sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan. Sementara itu, kita berusaha mencari alternatif terbaik agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi,” kata salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Arief sendiri menyatakan belum mengetahui secara pasti alasan penghentian distribusi beras SPHP oleh pemerintah pusat, dan saat ini ia menunggu arahan lebih lanjut. Sementara itu, para pelaku usaha lokal terus beradaptasi dengan mengoptimalkan pasokan dari sumber alternatif.
Dengan adanya pergeseran ini, para pelaku pasar di Bintan berharap bahwa transparansi dan komunikasi dari pihak pemerintah akan segera terwujud, sehingga konsumen dan pedagang sama-sama mendapatkan kepastian dalam rantai pasokan bahan pokok selama bulan-bulan mendatang.