Pilih Jalan Damai, DJ Stevani Pulang dari Rumah Sakit Usai Dianiaya di Klub Malam

Ulasfakta | Setelah melewati masa perawatan intensif di Rumah Sakit Awal Bros, DJ Stevani akhirnya bisa kembali ke rumah. Luka-luka fisik akibat penganiayaan yang dialaminya perlahan membaik, begitu pula dengan kondisi psikologisnya yang sempat terguncang.

Kasus ini sempat mengguncang dunia hiburan malam di Batam. DJ Stevani, yang saat itu tengah bertugas di First Club, menjadi korban kekerasan oleh dua pengunjung yang belakangan diketahui merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Vietnam. Kedua pelaku telah ditahan oleh kepolisian sesaat setelah kejadian.

Namun, alih-alih melanjutkan proses hukum ke meja hijau, DJ Stevani dan keluarganya memilih jalur damai. Melalui kuasa hukumnya, Tanjung, mereka menandatangani kesepakatan perdamaian secara tertulis, dan telah mengajukan permohonan pencabutan laporan kepada penyidik Polresta Barelang lewat mekanisme restorative justice (RJ).

“Permohonan pencabutan laporan ini hanya untuk dua pelaku WNA. DJ Misa tidak termasuk. Ia masih menjadi bagian dari proses hukum yang berjalan,” jelas Tanjung, Sabtu (14/6/2025).

Salah satu pelaku bahkan telah mendatangi DJ Stevani saat masih dirawat di rumah sakit. Dengan permohonan maaf yang disampaikan langsung, pelaku berharap konflik ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

“Saya sudah bertemu korban dan keluarganya di rumah sakit. Saya meminta maaf, dan mereka memahami bahwa masalah ini bisa melebar ke ranah publik. Karena itu kami tempuh jalan damai,” ujar pelaku melalui kuasa hukumnya.

Proses RJ Disetujui, Tapi DJ Misa Masih Buron

Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Rangga Primazada, membenarkan adanya permohonan perdamaian dari korban. Menurutnya, hanya dua nama yang tercantum dalam surat RJ tersebut, yakni Le Thi Huynh Trang (24) dan Nguyen Thi Thu Thao (24).

“Suratnya sudah kami terima, dan memang hanya dua pelaku yang diajukan dalam permohonan. Nama DJ Misa tidak disebut, dan hingga kini masih kami cari,” tegasnya.

Meskipun salah satu pelaku sudah menunjukkan itikad baik, publik tetap menyoroti kasus ini karena mencerminkan rapuhnya keamanan di tempat hiburan malam serta keterlibatan warga asing dalam tindakan kekerasan.

Kini, DJ Stevani memilih memulihkan diri sepenuhnya di rumah. Ia belum kembali ke panggung musik malam, namun secara perlahan mulai menjalani aktivitas ringan.

“Yang penting sekarang adalah pemulihan. Mental dan fisik Stevani sudah jauh lebih stabil dibandingkan saat awal dirawat,” kata Tanjung.

Kasus ini meninggalkan catatan penting bagi aparat, pelaku industri hiburan, dan masyarakat luas. Bahwa kekerasan dalam dunia hiburan malam tak bisa dipandang sepele, terlebih jika menyangkut keselamatan pekerja hiburan seperti DJ dan kru lainnya.

Meski proses hukum telah diarahkan ke jalur damai untuk sebagian pelaku, namun keberadaan DJ Misa yang masih buron menjadi penanda bahwa perkara ini belum sepenuhnya selesai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *