Ulasfakta – Meskipun program Makan Siang Gratis (MBG) telah diluncurkan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan pelajar, Ketua Komisi III DPRD Batam, Suryanto, mengungkapkan bahwa implementasinya masih menyisakan kekurangan, terutama terkait transparansi dan pemerataan distribusi.
Dalam pertemuan lapangan, Suryanto mengungkap bahwa hanya beberapa sekolah di pusat kota yang menerima program ini, sementara sekolah di wilayah hinterland—yang dinilai lebih membutuhkan—tidak mendapatkan manfaat yang sepadan.
“Saat turun ke lapangan, kami menemukan bahwa hanya sekolah tertentu, seperti SMP 12, yang mendapatkan kuota MBG. Banyak sekolah di daerah pinggiran yang seharusnya menjadi prioritas masih belum tercover,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Suryanto mendesak agar pihak dinas pendidikan atau instansi terkait segera mengungkap daftar sekolah penerima dan yang belum mendapatkan program MBG, sehingga masyarakat bisa memahami dasar penentuan distribusinya. Ia juga mempertanyakan mekanisme klasifikasi yang digunakan dalam pemilihan sekolah penerima bantuan, agar tidak menimbulkan spekulasi negatif dari publik.
Dalam tinjauan terhadap infrastruktur pendukung, Suryanto mencatat bahwa Batam baru memiliki empat dapur umum yang mendukung program tersebut. Ia menilai bahwa jumlah dapur yang ada belum mencukupi untuk menjangkau seluruh wilayah, terutama daerah hinterland yang memiliki keterbatasan ekonomi dibandingkan dengan pusat kota.
“Secara ekonomi, masyarakat di pinggiran lebih membutuhkan dukungan. Program MBG sebaiknya dimulai dari wilayah hinterland untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar dirasakan oleh mereka yang paling membutuhkan,” tegasnya.
Meski menu yang disediakan di sekolah bervariasi, dengan pilihan seperti nasi goreng, telur orak-arik, tahu atau tempe, dan jeruk, Suryanto mengakui respons positif dari para siswa. Namun, ia menekankan bahwa transparansi dan pemerataan harus menjadi prioritas agar program ini tidak hanya berjalan sebagai upaya simbolis, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pendidikan dan kesehatan masyarakat di Batam.
Kendati masih dalam tahap uji coba, Suryanto berharap bahwa evaluasi dan perbaikan sistem distribusi MBG segera dilakukan, sehingga program ini bisa dikembangkan secara merata di seluruh wilayah Batam.