Ulasfakta – Mantan Bupati Karimun, Aunur Rafiq, yang baru saja memasuki masa purna tugas, menyampaikan pesan perpisahan yang sarat makna kepada masyarakat dan calon pemimpin masa depan di Kabupaten Karimun. Dalam sambutannya di kediamannya di komplek Telaga Mas, Kelurahan Sungai Lakam Timur, Jumat 21 Februari 2025, Rafiq mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan masyarakat selama masa kepemimpinannya dan mengajak generasi penerus untuk melanjutkan program-program pembangunan.
Rafiq, yang pernah memimpin Karimun selama dua periode (2016-2021 dan 2021-2024) serta sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati selama dua periode (2006-2011 dan 2011-2015), menekankan bahwa perjalanan kepemimpinannya dipenuhi dengan suka dan duka, terutama dalam menghadapi keterbatasan anggaran yang menuntut kerja keras bersama jajaran ASN.
“Kebahagiaan terbesar saya adalah ketika hasil kerja bersama seluruh tim ASN bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Saya mengakui banyak kekurangan dan kesalahan, dan dengan rendah hati saya mohon maaf atas segala kekhilafan,” ucap Rafiq.
Dalam pesannya, Rafiq tidak hanya mengucapkan terima kasih, tetapi juga menyampaikan harapan besar agar kepemimpinan selanjutnya, di bawah Bupati baru, Iskandarsyah, dan Wakil Bupati baru, Rocky Marciano Bawole, dapat melanjutkan transformasi positif yang telah dirintis.
“Saya yakin, di bawah kepemimpinan yang baru, Karimun akan semakin maju. Pengalaman dan semangat pemimpin baru sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan pembangunan yang masih ada,” tambahnya.
Rafiq juga menyoroti pentingnya regenerasi pemimpin yang memiliki visi dan keberanian untuk berinovasi, terutama di masa-masa krusial seperti menjelang bulan suci Ramadan.
“Purna tugas saya bukanlah akhir, melainkan kesempatan untuk melihat generasi baru tumbuh dan berkontribusi demi kemajuan Karimun. Saya berharap, melalui peran aktif masyarakat dan dukungan penuh dari pemerintah, kita dapat mewujudkan wilayah yang lebih baik,” pungkas Rafiq.
Pesan perpisahan ini memberikan gambaran bahwa kepemimpinan tidak hanya soal kekuasaan, tetapi juga tentang tanggung jawab moral, keberanian mengakui kekurangan, serta kesiapan untuk memberikan ruang bagi regenerasi yang membawa perubahan positif.