Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 58 Universitas Maritim Raja Ali Haji menjalankan program inovatif di Desa Air Gelubi, Kecamatan Bintan Pesisir, dengan mengusung tema “Dari Stek Menjadi Harapan.” Program ini berfokus pada pengembangan tanaman kelor (Moringa oleifera) yang dikenal memiliki nilai gizi tinggi dan berpotensi menjadi sumber ketahanan pangan sekaligus peluang ekonomi bagi masyarakat desa.

Program ini sejalan dengan visi Desa Air Gelubi “Satu Rumah Satu Kelor” yang telah di jalankan pemerintah desa, sekaligus mendukung kebijakan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui optimalisasi potensi lokal.

“Kami melihat kelor bukan hanya tanaman biasa, tetapi sumber pangan bergizi yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai jual. Karena itu, kami menggagas kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat untuk memastikan program ini berkelanjutan,” ujar Raja Nuzul Fazly, Ketua KKN 58.

Dalam program ini, mahasiswa KKN melakukan berbagai kegiatan, mulai dari edukasi kelor, praktek teknik stek dan penanaman, hingga pendampingan awal pengelolaan tanaman. Masyarakat diberikan pengetahuan tentang cara membudidayakan kelor secara efisien, manfaat konsumsi daun kelor untuk kesehatan, hingga potensi pengolahan menjadi produk turunan bernilai ekonomi seperti tepung kelor, serbuk kelor, atau kapsul herbal.

“Program ini sangat relevan dengan kebutuhan desa dan visi pemerintah pusat. Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan bahan makanan, tetapi juga soal bagaimana desa mampu memproduksi sendiri sumber pangan bergizi dengan biaya rendah,” tambah Raja. “Kelor bisa menjadi jawaban karena tanaman ini tahan cuaca, mudah ditanam, dan cepat dipanen.”

Pemerintah Desa Air Gelubi menyambut baik inisiatif ini. Kepala Desa menyatakan bahwa program KKN 58 akan menjadi awal dari langkah nyata .
“Kami mengapresiasi kolaborasi ini. Semoga gerakan ‘Satu Rumah Satu Kelor’ tidak hanya berhenti di tahap penanaman, tetapi berkembang menjadi program ekonomi desa,” ujarnya.

Selain mendukung ketahanan pangan keluarga, program ini juga diharapkan membuka peluang usaha baru berbasis kelor, baik dalam bentuk pengolahan produk maupun pemasaran hasil panen. Mahasiswa KKN kelompok 58 menegaskan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa setelah kami selesai KKN, masyarakat sudah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan program ini. Harapan kami sederhana, dari stek kelor kecil yang ditanam hari ini, lahir harapan besar untuk desa di masa depan,” tutup Raja Nuzul Fazly.

Dengan langkah ini, Desa Air Gelubi diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan lokal sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat, sejalan dengan semangat kemandirian pangan yang tengah digalakkan pemerintah nasional.