Ulasfakta – Kasus dugaan penipuan tiket kapal yang menimpa sejumlah calon pemudik rute Tanjungpinang-Dabo menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk aktivis mahasiswa.
Insiden ini dinilai sebagai bentuk kelalaian yang mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap sistem penjualan tiket transportasi laut.
Sebelumnya, beberapa calon penumpang mengaku telah mentransfer uang antara Rp200 ribu hingga Rp270 ribu ke rekening atas nama Helena Ruby Tionardi setelah berkomunikasi dengan akun Facebook Agra Adja dan nomor telepon 0838-9567-3939, yang diduga milik Doni Ferdiansyah.
Para korban dijanjikan tiket kapal tanpa harus antre, namun saat tiba di pelabuhan, tiket yang dijanjikan tidak tersedia, dan nomor pelaku sudah tidak aktif.
Ketua IMKL: Banyak Mahasiswa yang Jadi Korban
Ketua Ikatan Mahasiswa Kabupaten Lingga (IMKL) Tanjungpinang, Muhammad Fatur, mengaku prihatin dengan maraknya kasus penipuan tiket kapal ini, terutama karena banyak mahasiswa asal Kabupaten Lingga yang menjadi korban.
“Saya turut prihatin dengan penumpang yang ingin mudik tujuan Tanjungpinang-Dabo, terutama mahasiswa asal Kabupaten Lingga. Sejauh ini, saya mendapat kabar bahwa ada 11 mahasiswa yang tertipu oleh modus penipuan tiket ini,” ujar Fatur.
Ia menjelaskan bahwa modus penipuan ini sering kali dilakukan melalui WhatsApp dan platform digital lainnya dengan menawarkan harga tiket lebih murah dari harga resmi.
Setelah korban mentransfer uang, pelaku menghilang dengan memblokir kontaknya.
“Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan dalam melakukan transaksi secara online. Kami mengingatkan agar masyarakat, terutama mahasiswa, selalu membeli tiket melalui jalur resmi seperti situs web penyedia jasa transportasi, aplikasi resmi, atau loket penjualan tiket yang terverifikasi. Jangan mudah tergiur harga murah tanpa memastikan keabsahannya,” tegasnya.
Fatur juga mendorong masyarakat untuk melaporkan kejadian penipuan ini kepada pihak berwenang agar pelaku dapat segera ditindak dan kasus serupa tidak kembali terjadi.
“Penyebaran informasi mengenai modus penipuan ini menjadi langkah penting untuk mencegah kejadian serupa. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, kita dapat meminimalisir penipuan dan memastikan perjalanan mudik lebih aman,” tambahnya.
HMI Eksakta UMRAH Kecam Pelindo Atas Kelalaian Pengelolaan Tiket

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Eksakta Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Yogi Saputra, mengecam keras kasus ini dan menilai lemahnya sistem pengelolaan tiket di Pelabuhan Sri Bintan Pura sebagai salah satu penyebabnya.
“Kami sangat menyayangkan kejadian penipuan ini, terutama karena menimpa masyarakat yang hendak mudik. Ini menunjukkan masih adanya oknum yang memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap korban,” ujar Yogi.
Menurutnya, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) selaku pengelola Pelabuhan Sri Bintan Pura harus bertanggung jawab atas kelalaian dalam sistem penjualan tiket.
Lemahnya pengawasan dan kurangnya transparansi membuka celah bagi perantara ilegal untuk beroperasi.
“Kami mengecam Pelindo yang seharusnya memiliki sistem pengelolaan tiket yang aman dan tertib, namun justru membiarkan celah bagi perantara ilegal untuk melakukan penipuan. Ketidakjelasan dalam mekanisme penjualan tiket menjadi salah satu faktor utama mengapa penipuan ini bisa terjadi,”tegasnya.
Yogi juga mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengusut kasus ini hingga tuntas serta menindak tegas pelaku penipuan.
“Kami berharap ada perbaikan nyata dalam sistem pengelolaan tiket agar lebih transparan dan aman bagi masyarakat. Jangan sampai kasus seperti ini terulang kembali dan merugikan lebih banyak orang,”tutupnya.