Ulasfakta – Kerajinan anyaman berbahan dasar daun pandan berduri dari Desa Mepar, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, kini berhasil merambah pasar internasional. Produk olahan tradisional ini bukan hanya menjadi identitas lokal, tetapi juga telah menjelma sebagai oleh-oleh khas yang banyak diburu wisatawan.
Desa Mepar dikenal sebagai salah satu pulau bersejarah di Kabupaten Lingga. Selain pesona alam dan sejarahnya, wilayah ini juga menyimpan potensi ekonomi kreatif, terutama dari tanaman pandan berduri yang tumbuh melimpah di sekitar desa. Tanaman tersebut menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian besar masyarakat, khususnya kaum ibu.
“Tanaman pandan berduri ini memberikan manfaat ekonomi bagi warga kami. Kerajinan dari daun ini banyak diminati pengunjung sebagai oleh-oleh khas,” ungkap Kepala Desa Mepar, Faif Suhandoyo, Sabtu (28/6/2025).
Berbagai produk dihasilkan dari tangan-tangan terampil warga, mulai dari topi petani, tudung saji, hingga tikar panjar. Semua proses produksi dilakukan secara tradisional, sebagian besar dikerjakan oleh para ibu rumah tangga di kediaman masing-masing.
Kegiatan menganyam daun pandan berduri ini tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga menjadi daya tarik wisata tersendiri. Para pelancong yang datang ke Desa Mepar dapat melihat langsung proses pembuatan kerajinan tersebut, yang sarat nilai budaya dan kearifan lokal.
Menariknya, hasil kerajinan tangan ini kini tak hanya dipasarkan di wilayah domestik, namun telah berhasil meraih pasar luar negeri. Keberhasilan ini menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga sekaligus sarana melestarikan warisan budaya.
“Selain meningkatkan ekonomi masyarakat, kerajinan ini juga menguatkan identitas budaya daerah,” tambah Faif.
Melihat potensi besar ini, Pemkab Lingga diharapkan terus memberi dukungan agar industri kerajinan di desa-desa seperti Mepar dapat berkembang lebih pesat. Dengan begitu, sektor ekonomi kreatif di Kepulauan Riau dapat menjadi contoh bagi wilayah lain.
Tinggalkan Balasan