Fenomena Unik Puasa: Dari 11 hingga 17 Jam, Begini Perbedaan Waktu Puasa di Berbagai Negara

Ulasfakta – Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dengan durasi yang berbeda-beda. Perbedaan ini bukan hanya dipengaruhi oleh zona waktu, tetapi juga oleh posisi geografis suatu negara terhadap garis khatulistiwa.
Negara yang lebih dekat dengan garis khatulistiwa, seperti Indonesia, memiliki durasi puasa yang lebih stabil, berkisar antara 12 hingga 13 jam. Sementara itu, negara-negara yang terletak jauh di belahan bumi utara atau selatan mengalami variasi waktu puasa yang cukup ekstrem, terutama saat Ramadan bertepatan dengan musim panas atau musim dingin.
Puasa Singkat di Belahan Selatan
Di belahan bumi selatan, Ramadan kali ini jatuh saat musim gugur menuju musim dingin, di mana siang hari lebih pendek. Ini menyebabkan durasi puasa menjadi lebih singkat dibandingkan negara lain.
Beberapa negara dengan waktu puasa tersingkat adalah:
•Christchurch, Selandia Baru – 11,5 jam
•Puerto Montt, Chili – 11,5 jam
•Buenos Aires, Argentina – 12 jam
•Cape Town, Afrika Selatan – 12,5 jam
•Jakarta, Indonesia – 12,5 jam
Puasa Panjang di Belahan Utara
Sebaliknya, umat Muslim di belahan bumi utara menghadapi tantangan berat karena Ramadan bertepatan dengan musim semi menuju musim panas, yang berarti waktu siang lebih panjang.
Beberapa negara dengan durasi puasa terlama antara lain:
•Helsinki, Finlandia – 17,5 jam
•Nuuk, Greenland – 17 jam
•Glasgow, Skotlandia – 16,5 jam
•Ottawa, Kanada – 16,5 jam
•Zurich, Swiss – 16,5 jam
•Madrid, Spanyol – 16 jam
•London, Inggris Raya – 16 jam
Tantangan Berpuasa di Berbagai Benua
Selain panjangnya waktu berpuasa, ada faktor lain yang memengaruhi tingkat kesulitan ibadah puasa di berbagai negara, seperti suhu dan kondisi geografis.
•Timur Tengah: Berpuasa selama 14–15 jam di negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar bisa lebih berat karena suhu yang sangat panas.
•Asia Tenggara: Negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand memiliki waktu puasa 12–14 jam dengan cuaca tropis yang cukup lembab.
•Afrika: Negara-negara seperti Nigeria dan Senegal berpuasa 13–14 jam, sementara Afrika Selatan memiliki waktu yang lebih singkat sekitar 12,5 jam.
•Amerika Utara & Selatan: Argentina dan Brasil memiliki waktu puasa lebih singkat (11–13 jam), sementara di AS dan Kanada, durasi bisa mencapai 15–16 jam.
•Eropa: Negara-negara seperti Prancis, Swiss, dan Italia mengalami durasi puasa 15–17 jam, dengan tantangan tambahan berupa cuaca yang masih cukup dingin.
Fenomena Puasa 24 Jam dan Fatwa Khusus
Di beberapa wilayah ekstrem seperti bagian utara Norwegia, Swedia, dan Islandia, matahari bisa bersinar hampir sepanjang hari atau bahkan tidak terbenam sama sekali. Dalam kondisi ini, umat Muslim biasanya mengikuti fatwa yang memperbolehkan mereka berpuasa mengikuti waktu di Makkah atau negara terdekat yang masih memiliki siklus siang dan malam yang normal.
Perbedaan durasi puasa ini menunjukkan betapa beragamnya pengalaman berpuasa di berbagai belahan dunia. Meski tantangan berbeda-beda, semangat dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah tetap menjadi yang utama bagi umat Muslim di mana pun mereka berada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *