Ulasfakta – SMAN 5 Tanjungpinang menyulap kampusnya menjadi panggung kreasi dan inovasi budaya dalam acara Projek, Penguatan, Profil, Pelajar, dan Pancasila (P5). Kegiatan ini tidak hanya menampilkan ragam pertunjukan seni dari seluruh pelosok Nusantara, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran kewirausahaan bagi para siswa.
Acara yang diadakan di SMAN 5 Tanjungpinang, Jalan Agis Salim No. 37, Tanjungpinang Barat, dihadiri oleh pejabat seperti Kepala Dinas Provinsi Kepulauan Riau, Andi Agung, pengawas sekolah, kepala sekolah SMA se-Kota Tanjungpinang, serta anggota komite SMAN 5.
Ketua Pelaksana Gelar Karya P5, Resti Difasianty, mengungkapkan bahwa murid kelas X menampilkan rangkaian pertunjukan seni yang menggambarkan keberagaman budaya Indonesia, mulai dari lagu tradisional hingga pantun Melayu. “Murid-murid kami tampil dengan semangat ‘dari Sabang sampai Merauke’, menunjukkan betapa kekayaan budaya Nusantara itu harus dilestarikan,” ujarnya.
Sementara itu, para siswa kelas XI dan XII menampilkan karya kreatif berupa tas belanja dan sepatu yang dilukis langsung serta menyuguhkan kuliner khas seperti Coto Makasar, ikon makanan Sulawesi. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para pelajar untuk menyalurkan kreativitas sekaligus mengenalkan potensi bisnis melalui produk-produk unik mereka.
Meskipun dengan anggaran terbatas sebesar Rp15 juta yang bersumber dari dana BO, persiapan acara sudah dilakukan selama tiga minggu penuh. “Acara ini merupakan bentuk pelestarian budaya dan juga investasi masa depan. Kami ingin generasi muda belajar untuk berinovasi dan berwirausaha sejak dini,” kata salah satu peserta.
Acara P5 tidak hanya merayakan kekayaan budaya dan kreativitas pelajar, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat. Momentum ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di daerah untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, kebangsaan, dan kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan.
Dengan semangat “Satu Langkah untuk Keluarga Indonesia”, SMAN 5 Tanjungpinang berhasil menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan memupuk jiwa kebangsaan.
