Ulasfakta – Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) ke-11 tingkat Provinsi Kepulauan Riau resmi dibuka oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, pada Sabtu malam (21/6) di pelataran Gedung Daerah, Tanjungpinang. Kegiatan keagamaan ini diikuti oleh ratusan peserta dari tujuh kabupaten/kota se-Kepri dan akan berlangsung hingga 25 Juni 2025.

Dengan mengusung tema Khafilah Bermartabat, STQH Membawa Berkah, pembukaan STQH XI berlangsung meriah dan khidmat, serta menjadi wadah penting dalam menumbuhkan semangat keislaman dan kecintaan terhadap Al-Qur’an di kalangan generasi muda.

Dalam sambutannya, Gubernur Ansar menegaskan bahwa STQH bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi momentum untuk melahirkan generasi Qur’ani yang membawa berkah bagi lingkungan dan daerahnya.

“Para peserta bukan hanya tampil sebagai peserta lomba, tetapi juga sebagai duta-duta Al-Qur’an yang menebar nilai-nilai kebaikan dan keberkahan di tengah masyarakat,” ujar Ansar.

Ia juga menekankan pentingnya objektivitas dewan hakim dalam memberikan penilaian, karena hasil dari STQH ini akan menjadi rujukan untuk menentukan wakil Kepri di tingkat nasional.

“Penilaian harus adil dan jujur. Pemenang dari ajang ini akan menjadi wakil kita dalam STQ nasional, jadi integritas penjurian sangat penting,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, menyebutkan bahwa empat cabang utama yang dilombakan dalam STQH kali ini meliputi Seni Baca Al-Qur’an, Hafalan Al-Qur’an (Hifzh), Tafsir Al-Qur’an, serta Hadits Nabawi, yang masing-masing diikuti oleh peserta dari kategori anak-anak dan dewasa, putra dan putri.

Di sisi lain, Wali Kota Batam Amsakar Achmad yang turut hadir dalam pembukaan acara menyatakan keyakinannya bahwa kafilah Batam mampu mempertahankan prestasi dan kembali membawa pulang piala bergilir.

“Dengan persiapan yang matang dan semangat yang tinggi, kami optimis Batam bisa mencetak hattrick kemenangan di STQH tahun ini,” kata Amsakar percaya diri.

Ajang STQH ini bukan hanya menjadi kompetisi keagamaan, tetapi juga ruang silaturahmi dan penguatan nilai-nilai spiritual dalam masyarakat Kepulauan Riau yang majemuk.