Ulasfakta – Hari pertama pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMA Negeri 1 Tanjungpinang, Rabu (11/6/2025), berlangsung relatif lancar meski sejumlah orang tua siswa masih menghadapi tantangan teknis dalam proses pendaftaran daring.
Kepala SMAN 1 Tanjungpinang, Daman Huri, mengakui bahwa sejumlah wali murid memilih datang langsung ke sekolah karena mengalami kesulitan saat mengisi formulir secara online. Namun, pihak sekolah telah menyiapkan tim bantuan teknis untuk memastikan proses berjalan tertib dan tetap sesuai prosedur daring yang ditetapkan.
“Kami sudah prediksi ada kendala seperti ini. Karena itu tim teknis kami siaga membantu para orang tua yang kesulitan,” ungkap Daman saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Meskipun sistem pendaftaran tahun ini sepenuhnya berbasis digital, sejumlah faktor seperti keterbatasan perangkat, koneksi internet, dan minimnya literasi teknologi pada sebagian masyarakat membuat kehadiran fisik ke sekolah tak terhindarkan.
Namun, alih-alih memperlambat proses, Daman menyebut bahwa pihaknya justru melihat ini sebagai kesempatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya adaptasi terhadap sistem digital.
“Kami bantu mereka isi data, validasi dokumen, dan pastikan semuanya sesuai dengan aturan. Tapi prinsipnya, semua tetap berbasis sistem daring,” katanya.
Daya Tampung dan Jalur Pendaftaran Bervariasi
Untuk tahun ajaran 2025/2026, SMAN 1 Tanjungpinang membuka 17 rombongan belajar (rombel), dengan kapasitas maksimal 40 siswa per rombel. Total kuota penerimaan siswa baru tahun ini mencapai 680 peserta didik.
Proses pendaftaran sendiri dibuka sejak 11 hingga 14 Juni, kemudian dilanjutkan dengan tahap verifikasi dan validasi data sebelum pengumuman hasil seleksi akhir.
Pendaftaran siswa dibagi dalam beberapa jalur penerimaan, yaitu:
Afirmasi (untuk siswa kurang mampu atau berkebutuhan khusus)
Prestasi
Domisili (zonasi)
Mutasi orang tua
Menariknya, untuk jalur prestasi, tahun ini terdapat penambahan kategori khusus, yakni siswa yang pernah menjabat sebagai Ketua OSIS atau Ketua Pramuka di sekolah asal mereka.
“Ini bentuk penghargaan terhadap kepemimpinan siswa selama di jenjang sebelumnya. Kami nilai itu juga bagian dari prestasi non-akademik,” tutur Daman.
Daman berharap proses pendaftaran yang sudah didigitalisasi ini bisa terus disosialisasikan secara masif ke masyarakat agar ke depan semakin minim kendala teknis. Ia juga meminta para orang tua untuk tidak panik apabila menghadapi kesulitan, karena sekolah telah siap memberikan dukungan.
“Kami ingin proses ini transparan, adil, dan memberi akses seluas-luasnya bagi semua calon siswa. Kami pastikan tidak ada pungutan liar atau permainan kuota,” tutupnya.
Dengan sistem yang makin membaik dan pendampingan maksimal, SMAN 1 Tanjungpinang optimis proses penerimaan siswa baru tahun ini bisa berjalan bersih, tertib, dan inklusif.