Lampu Lalu Lintas di Meral Barat Sering Rusak, Warga Keluhkan Potensi Bahaya Kecelakaan

Ulasfakta – Warga Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), mengeluhkan rusaknya lampu lalu lintas di dua titik penting, yakni di Simpang Mutiara dan simpang PT Saipem, Desa Pangke. Lampu yang baru saja terpasang beberapa bulan lalu itu kerap mati dan tidak berfungsi secara optimal, menimbulkan keresahan di kalangan pengguna jalan.

Dari pantauan lapangan ulasan.co, kerusakan pada lampu lalu lintas tersebut telah beberapa kali diperbaiki oleh petugas. Namun, meski upaya perbaikan dilakukan, kerusakan masih terus berulang dan belum juga terselesaikan secara permanen.

Dua simpang ini dikenal sebagai kawasan dengan tingkat lalu lintas yang tinggi. Selain dilalui warga sekitar, jalur ini juga merupakan akses utama bagi para pekerja dari sejumlah perusahaan besar di wilayah Desa Pangke dan Pangke Barat, seperti PT Saipem dan PT MOS.

Di Simpang Mutiara, kerusakan lampu lalu lintas dianggap sangat membahayakan. Lokasi tersebut memiliki riwayat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi, bahkan beberapa insiden di antaranya menimbulkan korban jiwa.

“Lampunya belum lama dipasang, tapi sering rusak. Kami khawatir terjadi kecelakaan lagi,” ujar Putra, warga Meral Barat, saat ditemui di lokasi, Sabtu 31 Mei 2025.

Sementara itu, seorang teknisi yang sedang melakukan pengecekan di lokasi mengaku bahwa pihaknya masih menunggu pengiriman komponen cadangan dari Jakarta. “Masih tunggu kiriman dari Jakarta,” katanya singkat.

Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa pengadaan lampu lalu lintas ini merupakan proyek dari Badan Pengusahaan (BP) Karimun. Namun, muncul dugaan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Menurut narasumber yang enggan disebutkan namanya, lampu yang masih dalam masa garansi seharusnya diperbaiki oleh pihak penyedia. Akan tetapi, justru teknisi internal BP Karimun yang turun tangan melakukan perbaikan.

“Kalau masih garansi, mestinya pihak rekanan yang tanggung jawab. Kami curiga ada permainan dalam proyek ini, bahkan tak menutup kemungkinan melibatkan pejabat di BP Karimun,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala BP Karimun, Faisal, belum memberikan pernyataan resmi. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp belum mendapat respons.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *