Upaya Mahasiswa untuk berdiskusi secara langsung dengan pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMRAH terkait sejumlah permasalahan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) justru berujung pada insiden yang sangat disayangkan.

Hari ini, sejumlah mahasiswa mendatangi kantor LPPM UMRAH dengan itikad baik untuk menyampaikan aspirasi dan mendiskusikan sejumlah persoalan penting, mulai dari transparansi penganggaran hingga mekanisme teknis pelaksanaan KKN. Mengingat waktu pelaksanaan yang semakin dekat, mahasiswa merasa perlu mendapatkan kejelasan langsung agar persoalan tidak terus berlarut.

Namun, mahasiswa mendapati bahwa Kepala LPPM masih berada di luar kampus dan tidak dapat ditemui. Meskipun begitu, mahasiswa tetap mencoba menjalin komunikasi dengan beberapa staf LPPM yang hadir. Alih-alih mendapatkan sambutan yang baik sebagaimana seharusnya dilakukan oleh pejabat kampus yang bertugas melayani, mahasiswa justru mendapatkan perlakuan tidak pantas: direspon dengan bahasa yang tidak beretika bahkan sampai diusir dari lingkungan kantor LPPM.

Kami menilai sikap ini sangat mencederai semangat pelayanan publik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh institusi pendidikan, terlebih oleh pegawai kampus yang digaji untuk melayani kebutuhan mahasiswa. Ini bukan hanya persoalan etika, tapi soal komitmen moral dan tanggung jawab institusional.

Ironisnya, justru mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasi dianggap tidak memberi contoh yang baik. Padahal, kami hadir sebagai perwakilan mahasiswa yang diberikan amanah untuk menyuarakan keresahan bersama. Mahasiswa bukanlah ancaman, melainkan bagian dari solusi.

Jika pelayanan publik seperti ini terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin kepercayaan mahasiswa terhadap kampus akan terkikis. Oleh karena itu, kami BEM KM  Universitas Maritim Raja Ali haji mendesak:

1. LPPM UMRAH segera meminta maaf atas tindakan tidak etis terhadap mahasiswa hari ini.

2. Rektor UMRAH mengevaluasi kinerja dan etika pegawai LPPM secara menyeluruh.

3. Pihak kampus melakukan pembenahan serius dalam sistem rekrutmen tenaga kerja, agar hanya orang-orang berintegritas dan berorientasi pelayanan yang ditempatkan dalam posisi strategis.

Kampus adalah ruang dialog, bukan tempat membungkam suara. Suara mahasiswa bukan kejahatan. Kami datang bukan untuk melawan, tetapi untuk memperbaiki. Kami tidak akan tinggal diam ketika pelayanan kampus menyimpang dari semangat pengabdian.

“perubahan tidak lahir dari diam, tapi dari keberanian untuk bersuara.”