Ulasfakta – Di sebuah ruang kelas yang biasanya dipenuhi suara riuh murid belajar, pagi itu suasana sedikit berbeda. Anak-anak duduk rapi menunggu giliran. Ada yang diperiksa giginya, ada yang ditimbang berat badannya, dan ada pula yang tersenyum malu saat matanya diuji dengan kartu huruf.
Kegiatan ini adalah bagian dari Pemeriksaan Kesehatan Gratis Anak Sekolah (CKG Sekolah), program Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang dilaksanakan serentak oleh seluruh puskesmas.
Bukan sekadar rutinitas, pemeriksaan kesehatan ini menjadi fondasi penting dalam membangun generasi emas Tanjungpinang. Anak-anak yang sehat diyakini akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan maupun kehidupan sosial di masa depan.
“Usia sekolah adalah masa emas tumbuh kembang anak. Gangguan sekecil apapun, seperti masalah penglihatan atau anemia, bisa berdampak besar terhadap prestasi belajar mereka. Karena itu, skrining ini sangat penting,” ujar Rustam, SKM, M.Si, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Tanjungpinang, dalam keterangannya, Rabu (3/9/2025).
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. Tim dari puskesmas yang terdiri atas dokter umum, dokter gigi, perawat, hingga tenaga gizi turun langsung ke sekolah-sekolah. Mereka tidak hanya memeriksa, tapi juga memberikan edukasi kesehatan dengan cara yang menyenangkan.
Anak-anak diajak belajar cara menyikat gigi dengan benar, memahami pentingnya sarapan sehat, hingga membiasakan cuci tangan pakai sabun. Dengan pendekatan yang komunikatif, edukasi kesehatan terasa seperti permainan yang menyenangkan.
“Anak-anak bukan hanya diperiksa, tapi juga diajarkan pola hidup sehat. Kita ingin mereka tumbuh dengan kesadaran menjaga kesehatan sejak dini,” kata Rustam.

Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah tidak dilakukan secara seragam, melainkan menyesuaikan dengan jenjang pendidikan. Mulai dari SD hingga SMA, semua mendapat skrining kesehatan, mencakup status gizi, kesehatan gigi, pemeriksaan mata dan telinga, hingga deteksi penyakit menular. Bahkan, siswi SMP dan SMA mendapatkan imunisasi HPV sebagai langkah pencegahan kanker serviks. Hal ini penting agar setiap anak mendapat layanan sesuai usia dan kebutuhan kesehatannya.
1. Tingkat SD/MI (7–12 tahun)
Anak-anak di sekolah dasar diperiksa status gizinya, riwayat imunisasi, serta kebiasaan sehari-hari seperti merokok pada siswa kelas 4–6. Selain itu, dilakukan pengukuran kebugaran, pemeriksaan mata, telinga, gigi, kesehatan jiwa, tekanan darah, hingga skrining penyakit seperti tuberkulosis (TB) dan hepatitis B. Siswa kelas 4–6 juga mulai dikenalkan pemeriksaan kesehatan reproduksi sederhana.
2. Tingkat SMP/MTs (13–15 tahun)
Memasuki usia remaja, pemeriksaan menjadi lebih mendalam. Selain status gizi, kebiasaan merokok, kebugaran, mata, telinga, gigi, dan kesehatan jiwa, siswa SMP juga diperiksa tekanan darah serta kadar gula darah, khususnya untuk kelas 7. Skrining anemia dan talasemia juga dilakukan sejak dini, bersama deteksi TB, hepatitis B & C, hingga edukasi kesehatan reproduksi. Untuk siswi kelas 9, diberikan imunisasi HPV sebagai perlindungan dari risiko kanker serviks.
3. Tingkat SMA/SMK/MA (16–17 tahun)
Pada tingkat ini, pemeriksaan diarahkan pada kesehatan yang berhubungan dengan masa remaja akhir. Siswa diperiksa status gizi, kebiasaan merokok, kebugaran, kesehatan indera (mata, telinga, gigi),
Data terbaru hingga 12 September 2025 menunjukkan, program ini telah menjangkau 97 sekolah dari total 139 sekolah di Tanjungpinang atau sekitar 69,78 persen. Dari 48.017 siswa, sebanyak 24.343 anak sudah diskrining atau sekitar 50,70 persen.
Beberapa puskesmas mencatat capaian luar biasa. Puskesmas Tanjung Unggat dan Puskesmas Tanjungpinang berhasil memeriksa lebih dari 90 persen siswa di wilayahnya. Namun, ada juga wilayah yang masih tertinggal, seperti Sei Jang dan Kampung Bugis, yang perlu kerja ekstra agar cakupan lebih merata.

Program ini tidak berhenti pada pemeriksaan. Hasil skrining akan ditindaklanjuti. Siswa yang mengalami masalah ringan, seperti gigi berlubang atau berat badan kurang, diberikan konseling kesehatan. Sementara yang membutuhkan penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit.
Setiap data hasil pemeriksaan dicatat dalam sistem informasi kesehatan anak sekolah. Dengan begitu, puskesmas dapat melakukan pemantauan berkala, terutama bagi anak yang memiliki risiko tinggi atau kondisi khusus.
“Kami ingin memastikan tidak ada anak yang terlewat. Semua harus mendapat kesempatan yang sama untuk sehat. Kalau ada masalah serius, segera kita rujuk agar tidak mengganggu tumbuh kembang mereka,” kata Rustam menegaskan.
Selain itu, pihak sekolah juga dilibatkan. Guru diberi pemahaman agar bisa membantu mengawasi pola hidup sehat anak didik, termasuk menyediakan kantin sehat dan mendorong kegiatan olahraga secara rutin.
Program CKG Sekolah ini, menurut Rustam, bukan sekadar langkah medis, melainkan juga strategi pembangunan sumber daya manusia. Pemerintah Kota Tanjungpinang ingin memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan siap menyongsong Generasi Emas 2045.
“Kalau hari ini kita jaga kesehatan mereka, maka 20 tahun lagi kita akan panen generasi yang kuat, cerdas, dan berdaya saing. Itulah investasi terbesar kita,” pungkas Rustam dengan optimisme.
Rustam menegaskan melalui capaian pemeriksaan Kesehatan Gratis Anak Sekolah ini menjadi bukti nyata komitmen Tanjungpinang menjaga masa depan warganya. Anak-anak yang diperiksa hari ini, adalah pemimpin, pendidik, dan tenaga profesional masa depan yang sehat dan siap membawa kota ini lebih maju.
Tinggalkan Balasan