Ulasfakta.Co – Di tengah gegap gempita program pembangunan dan janji-janji kesejahteraan dari Pemkab Karimun, suara lirih dari pulau-pulau penyangga seperti Kundur seolah tenggelam. Layanan kesehatan yang lemah di Pulau Kundur menjadi cerminan buram dari janji-janji manis yang belum menyentuh akar permasalahan rakyat.
Masyarakat Kundur setiap hari bergelut dengan keterbatasan pelayanan kesehatan. Puskesmas yang tidak beroperasi 24 jam, minimnya tenaga medis, dan lambatnya proses rujukan membuat penanganan pasien gawat darurat menjadi pertaruhan hidup dan mati. Tak jarang pasien harus menunggu kapal atau speedboat menuju Tanjung Balai atau bahkan Batam untuk mendapatkan pertolongan.
“Padahal Kundur bukan pulau terpencil. Dengan jumlah penduduk yang besar dan posisi geografis yang vital, pelayanan kesehatan di sini seharusnya menjadi prioritas. Namun hingga kini belum ada langkah signifikan dari Pemkab untuk menghadirkan fasilitas medis dan tenaga kesehatan yang memadai. Ini jelas bertolak belakang dengan janji kampanye ‘Karimun Sehat’,” Menurut Saya.
Sebagai generasi muda yang peduli, Eka menyuarakan keprihatinannya.
“Kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara, bukan sekadar proyek seremonial atau laporan indah di atas kertas. Pemerintah daerah seharusnya membuka mata dan hati, turun langsung melihat kenyataan yang dialami masyarakat Kundur. Jangan sampai ketidakpedulian hari ini menjadi penyesalan di masa depan.”
Permasalahan di Kundur hanyalah satu dari banyak potret kesenjangan pelayanan di wilayah kepulauan Kabupaten Karimun. Masalah terus bertumpuk, namun solusi belum kunjung tiba. Di saat pemerintah sibuk membangun citra dan proyek seremonial, rakyat masih menanti bukti nyata bahwa mereka benar-benar diperhatikan.
Hampir 100 hari menjabat, publik pun mulai bertanya: Apakah slogan “Karimun Maju, Bergerak Lebih Cepat” hanya sekedar janji kampanye?
Tinggalkan Balasan