Ulasfakta.Co – Mahasiswa asal Kundur, Kabupaten Karimun, Muhammad Rendy Wardhana, menyoroti kurangnya perhatian pemerintah terhadap warga Pulau Kundur  yang hingga kini belum menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Karimun.

Mahasiswa Kundur mengkritik minimnya Penerangan Jalan di Pulau Kundur sebuah keprihatinanyang yarus direspons serius oleh Pemerintah Kabupaten Karimun.

Keluhan mahasiswa daerah dan masyarakat tentang lampu jalan di pulau kundur yang padamberbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bukanlah hal baru. Misalnya di Tg. Sesup jalan Sepakat Jaya Tanjung Batu (Kundur) . lampu jalan dibiarkan tidak menyala tanpa ada perbaikan berarti. penerangan jalan merupakan fasilitas publik yang sangat penting dalam mendukung kenyamanan, keamanan, serta aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di Pulau Kundur. Namun, kenyataan di lokasi menunjukkan bahwa tidak semua daerah mendapatkan fasilitas yang memadai. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar

“Dimana perhatian Pemerintah Kabupaten Karimun?”

Minimnya penerangan jalan di wilayah pelosok Pulau Kundur ini sudah cukup lama dirasakan warga sebagai persoalan yang tak kunjung mendapat perhatian serius. Ketika malam tiba, suasana di daerah tersebut menjadi gelap gulita, menyisakan rasa khawatir dan ketidaknyamanan bagi warga yang melintas, terutama pejalan kaki dan pengendara roda dua.

Dalam kondisi minim cahaya, potensi kecelakaan meningkat drastis. Tidak hanya kendaraan yang berisiko, warga lanjut usia, serta perempuan yang pulang malam menjadi sangat rentan. Selain masalah keselamatan, gelapnya jalanan ini juga menjadi celah bagi potensi tindak kejahatan.

Tanpa penerangan yang memadai, pelaku kriminal memiliki ruang yang lebih leluasa untuk menjalankan aksinya. Hal ini tentu harus di perhatikan oleh pemerintah karimun dan di tindak lanjuti. Keamanan bukan hanya tentang kehadiran para aparat, tapi juga tentang infrastruktur dasar yang menunjang kehidupan sosial secara menyeluruh.

Dari sisi ekonomi lokal, minimnya penerangan juga turut menghambat aktivitas usaha warga. Warung, kios, dan usaha kecil menengah yang bergantung pada aktivitas malam hari menjadi kurang berkembang karena terbatasnya mobilitas masyarakat. Jalan yang gelap membuat orang enggan keluar rumah, dan ini berdampak langsung pada perputaran ekonomi lokal.

Padahal Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang dibayar oleh masyarakat pulau Kundur sebagai pelanggan dari PLN, sebesar 6% dari jumlah pembelian token bersama dengan tagihan rekening listrik setiap bulannya kian jadi pertanyaan masyarakat.

Seharusnya PPJ yang dananya terkumpul melalui PLN yang dibayarkan dan ditransfer kerekening pemerintah daerah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknyasebagaimana yang sudah menjadi ketetapan peraturan perundang – undangan atau peraturan daerah.

Pemerintah daerah seharusnya tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Keluhan masyarakat semestinya dijadikan bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan yang lebih inklusif. Pemasangan lampu jalan bukanlah investasi yang sia-sia, tetapi bagian dari tanggung jawab Pemerintah dalam memberikan hak dasar bagi warga untuk merasa aman dan nyaman di lingkungan mereka sendiri.

Penting untuk menjadi perhatian utama dari pemerintah Kabupaten Karimun dalam mengatasi persoalan ini, baik melalui forum RT/RW, musyawarah kelurahan. Warga Pulau Kundur sudah cukup bersabar dan sepantasnya mendapatkan perhatian yang layak. Tidak boleh ada lagi alasan keterbatasan anggaran jika itu menyangkut keselamatan warga.

Saya Muhammad Rendy Wardhana mengharapkan agar pemerintah daerah Kabupaten Karimun, khususnya kecamatan Kundur, dapat mengambil langkah konkret dalam waktu dekat. Penerangan jalan bukanlah kemewahan, tetapi kebutuhan mendasar bagi warga . Sudah saatnya Jalan di Pulau Kundur tidak lagi menjadi “JALAN GELAP GULITA”.