PEMKAB Karimun Dinilai Abai Terhadap Fasilitas Pendidikan Mahasiswa di Perantauan

Ulasfakta.co – Asrama mahasiswa Karimun yang terletak di Tanjungpinang-Bintan sejatinya dibangun sebagai wujud dukungan Pemerintah Kabupaten Karimun terhadap warganya yang melanjutkan pendidikan tinggi di luar daerah. Fasilitas ini diharapkan menjadi solusi bagi mahasiswa yang menghadapi kendala biaya dan tempat tinggal. Namun, sangat disayangkan, kondisi asrama yang semestinya menjadi tempat tinggal yang layak dan aman kini jauh dari harapan.

Asrama Putra dan Putri Karimun mengalami kerusakan serius. Mulai dari langit-langit yang rusak, tanah sumur yang mengendap dan berpotensi membahayakan, hingga pintu dan jendela yang nyaris tak berfungsi. Bahkan, beberapa kamar tak memiliki penutup yang layak, sehingga penghuni terpapar langsung pada serangan serangga, nyamuk, hingga tikus.

Kondisi ini tak lagi bisa disebut sekadar kekuranganini sudah masuk kategori kelalaian. Beberapa mahasiswa dilaporkan mengalami demam tinggi, yang diduga dipicu lingkungan asrama yang tidak higienis dan tidak aman. Sebuah ironi, mengingat bangunan ini merupakan inisiatif pemerintah daerah yang seharusnya menjadi bagian dari komitmen terhadap pendidikan.

Upaya telah dilakukan. Ketua Asrama Putra dan Putri telah mengirimkan proposal resmi kepada Pemkab Karimun yang berisi rincian kerusakan dan permohonan perbaikan. Namun hingga kini, belum ada respons nyata. Proposal tersebut seolah hilang tanpa jejak entah terabaikan di tumpukan dokumen, atau lebih buruk lagi, tidak dianggap penting.

Kondisi Asrama Karimun Foto Mahasiswa asrama

“Sangat tidak masuk akal jika Pemkab tidak mengetahui kondisi ini. Kita bicara soal kebutuhan dasar kesehatan dan kenyamanan mahasiswa. Ini bukan hanya soal tempat tinggal, ini bagian dari investasi masa depan daerah. Kalau fasilitas seperti ini saja tidak dirawat, bagaimana kita bisa bicara soal keseriusan Pemkab dalam memajukan pendidikan?” ujar Sahrul Nizam, Ketua Himk Tanjung pinang – Bintan

Mahasiswa Karimun di perantauan tak menuntut kemewahan. Mereka hanya meminta tempat tinggal yang layak untuk belajar. Mereka menyadari bahwa setiap bangunan memiliki batas usia pakai. Sehebat apapun perawatan yang dilakukan, jika kerusakan struktural dibiarkan tanpa perbaikan, lambat laun fasilitas tersebut akan roboh.

Pendidikan adalah fondasi kemajuan daerah. Pemerintah yang lalai dalam urusan pendidikan berarti membiarkan masa depannya suram. Mahasiswa Karimun yang hari ini menimba ilmu di tanah orang adalah calon-calon pemimpin daerah kelak.

“Kami tidak sedang mencaci, kami mengingatkan. Karena bagaimanapun juga, kami adalah bagian dari masa depan Karimun. Jika pemerintah tak peduli hari ini, jangan terkejut jika suatu hari daerah ini kehilangan generasi terbaiknya,” tutup Sahrul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *