Ulasfakta – Suasana penuh haru dan solidaritas memenuhi dua studio Bioskop XXI di Mall TCC Tanjungpinang, Jumat (13/6), saat ratusan warga hadir dalam pemutaran perdana film Gaza Hayya 3. Film ini merupakan lanjutan dari seri Hayya, yang dikenal luas dengan pesan kemanusiaan dan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Acara nonton bareng (nobar) tersebut menarik perhatian besar. Tak kurang dari 350 penonton memadati bioskop dalam satu malam, membuat sebagian warga harus masuk daftar tunggu untuk sesi selanjutnya.
CEO Dannisa Kreatif, Desiana Sari, yang menjadi salah satu penggagas pemutaran ini, mengaku tak menyangka respons publik akan sebesar itu.
“Kami sempat ragu, tapi ternyata antusias masyarakat luar biasa. 350 penonton di hari pertama, itu di luar ekspektasi kami,” ujarnya.
Film sebagai Gerakan Solidaritas
Lebih dari sekadar hiburan, pemutaran Gaza Hayya 3 diangkat sebagai gerakan solidaritas kemanusiaan. Desiana mengungkapkan bahwa 40 persen hasil penjualan tiket akan disumbangkan langsung untuk membantu masyarakat Gaza yang hingga kini masih berada dalam situasi konflik berkepanjangan.
“Setiap tiket yang dibeli memiliki nilai kepedulian. Selama film ini tayang, kami akan terus salurkan 40 persen hasil penjualan ke Palestina,” katanya.
Kegiatan ini, menurut Desiana, tidak hanya berlangsung di Tanjungpinang. Kota Batam dijadwalkan akan menjadi tuan rumah pemutaran serentak berikutnya pada 15 Juni 2025, juga dengan konsep nonton bareng dan penggalangan donasi.
Dukung Pesan Kemanusiaan Lewat Layar Lebar
Gaza Hayya 3 sendiri membawa pesan kuat tentang kemanusiaan, penderitaan anak-anak Palestina, dan perjuangan di tengah krisis kemanusiaan global. Desiana mengajak masyarakat untuk tidak hanya menonton, tetapi juga menghayati dan ikut menyampaikan empati kepada korban konflik di Gaza.
“Film ini bukan sekadar cerita, tapi suara dari yang tertindas. Mari kita hadir, saksikan, dan ambil bagian dalam kepedulian ini,” tutupnya.
Dengan semangat solidaritas yang menyala, pemutaran Gaza Hayya 3 di Tanjungpinang menjadi lebih dari sekadar tontonan layar lebar—ia menjelma sebagai medium kepedulian, yang menyatukan hati-hati yang peduli pada perjuangan kemanusiaan lintas batas.