Ulasfakta – Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin, menyoroti peluang strategis dari sektor rumput laut untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kepri pada tahun 2025. Salah satu kesempatan emas yang tengah digarap adalah pengembangan industri kosmetik berbasis rumput laut.
Menurut Wahyu, sejumlah pelaku usaha sudah menunjukkan minat untuk merintis produk kosmetik lokal berbahan dasar rumput laut. Namun sejauh ini, belum tampak langkah nyata dari Pemerintah Provinsi dalam menindaklanjuti potensi tersebut.
“Rumput laut bisa menjadi sumber PAD yang cukup besar, sekitar 2–3 persen dari target. Jika dikelola dengan serius, kontribusinya bisa sebesar Rp1–2 miliar per tahun,” ujar Wahyu di Gedung DPRD Kepri, Kamis (12/6/2025).
Skala Budidaya Masih Terbatas, Ekspor Mentah Jadi Masalah
Budidaya rumput laut sejauh ini masih berjalan dalam skala kecil, berpusat di sekitar Kota Batam, dengan produksi mencapai ratusan ton per tahun. Ironisnya, hampir seluruh hasil panen dikirim langsung ke luar negeri, terutama ke Tiongkok, tanpa melalui proses pengolahan.“Kalau hasil rumput laut dielaborasi dulu di Kepri, nilai tambahnya bisa dipertahankan di daerah,” kata Wahyu.
Dampaknya, peluang untuk menciptakan lapangan kerja dan membuka mata rantai produktif lokal pun tak dimanfaatkan secara optimal.
Butuh Ekosistem Pengolahan Lokal
Mewujudkan potensi bidang kosmetik berbasis rumput laut memerlukan desain ekosistem industri yang komprehensif: dari proses pengolahan, sertifikasi keamanan produk, hingga penetrasi pasar.
Wahyu meminta agar pemerintah provinsi segera menginisiasi roadmap dan regulasi pendukung, misalnya lewat kawasan industri kecil, pelatihan teknis untuk pelaku UMKM, serta insentif fiskal dan penguatan kemitraan dengan perguruan tinggi dan lembaga riset.
“Kalau kita serius membangun industri ini, bukan sekadar PAD yang terdongkrak, tapi juga muncul banyak peluang kerja dan peningkatan kemampuan teknologi lokal,” ujarnya.
Dalam rangka mendorong percepatan hilirisasi rumput laut, Wahyu menjanjikan dukungan dari legislatif. Komisi II DPRD siap memfasilitasi dialog antara pelaku usaha, dinas terkait, serta perguruan tinggi agar regulasi dan program pendampingan dapat segera direalisasikan.
“Saya optimis, jika semua bergerak, dalam beberapa tahun ke depan Kepri bisa menjadi penghasil kosmetik rumput laut terdepan di Indonesia,” tandasnya.