Ulasfakta – Di balik tumbuh kembang anak-anak Indonesia, terdapat perisai tak terlihat yang berperan besar dalam menjaga kesehatan mereka sejak dini: imunisasi. Pemerintah bersama tenaga kesehatan dan masyarakat terus menggaungkan pentingnya imunisasi sebagai langkah strategis melindungi generasi bangsa dari Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Tanjungpinang, Rustam, SKM, M.Si, menegaskan bahwa imunisasi adalah investasi kesehatan jangka panjang.

“Anak yang sehat adalah fondasi bagi bangsa yang kuat. Imunisasi merupakan perlindungan pertama dan terbaik untuk mereka,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).

Rustam menjelaskan, imunisasi bukan sekadar suntikan, melainkan bentuk kasih sayang orang tua kepada anak serta tanggung jawab negara terhadap masa depan bangsa. Sejak bayi, anak-anak dibekali vaksin agar tubuh mereka memiliki kekebalan melawan penyakit berbahaya.

“Imunisasi adalah bukti cinta kita pada generasi penerus,” tegasnya.

Diagram jadwal Imunisasi dasar dan lanjutan yang wajib kita dapatkan.

Ia menambahkan, manfaat imunisasi mencakup perlindungan langsung terhadap anak, pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity), serta peningkatan kualitas tumbuh kembang mereka.

“Dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, kita bisa melindungi kelompok masyarakat yang rentan, termasuk anak-anak dengan kondisi medis tertentu,” jelas Rustam.

Selain itu, imunisasi terbukti menjadi langkah pencegahan yang aman, cepat, dan murah. Untuk imunisasi dasar, masyarakat bahkan bisa mendapatkannya secara gratis di Puskesmas atau rumah sakit pemerintah.

“Semua vaksin yang diberikan pemerintah sudah diakui WHO dan lulus uji BPOM. Jadi, tidak perlu ada keraguan,” ujar Rustam.

Data WHO menunjukkan, imunisasi mampu mencegah 2–3 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, program imunisasi nasional telah menurunkan angka kasus polio dan campak secara signifikan.

“Capaian ini adalah bukti nyata bahwa imunisasi bukan sekadar program, melainkan penyelamat nyawa,” tambahnya.

Namun, Rustam tak menutup mata terhadap tantangan di lapangan. Masih banyak misinformasi dan hoaks yang menimbulkan keraguan masyarakat terhadap vaksin. Akses di daerah terpencil juga membuat sebagian anak belum mendapat imunisasi lengkap.

“Inilah pekerjaan rumah kita bersama. Edukasi harus terus dilakukan, baik lewat Posyandu, sekolah, maupun rumah ibadah,” katanya.

Imunisasi Kejar merupakan upaya dalam mengejar target capaian Imunisasi.

Dinas Kesehatan Tanjungpinang bersama pemerintah pusat juga menggelar berbagai program seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), hingga kegiatan door-to-door. Rustam menegaskan, keterlibatan masyarakat sangat menentukan keberhasilan program tersebut.

Ia mengingatkan, imunisasi bukan hanya hak anak, tapi juga kewajiban orang tua.

“Ketika seorang anak diimunisasi, ia bukan hanya melindungi dirinya, tapi juga melindungi anak-anak lain di sekitarnya. Pencegahan ini harus jadi kesadaran bersama,” ujarnya.

Rustam juga menguraikan jadwal imunisasi dasar, mulai dari Hepatitis B, BCG, Polio, Pentabio, PCV, Rotavirus, hingga MR (Campak Rubella). Bahkan, beberapa vaksin memerlukan booster di usia 12–18 bulan serta program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk memperkuat kekebalan kelompok.

“Kami mengajak semua orang tua membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat imunisasi lengkap. Jangan tunggu sampai sakit datang, karena pencegahan selalu lebih baik dan lebih murah dibanding pengobatan,” pesan Rustam.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa generasi sehat adalah modal utama menuju Indonesia Emas 2045. “Imunisasi adalah langkah kecil dengan dampak besar. Kalau anak-anak kita terlindungi, bangsa ini akan semakin kuat,” pungkasnya.

Imunisasi lengkap bukan hanya urusan medis, melainkan strategi bangsa menjaga masa depan. Dengan kepedulian bersama, generasi emas Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing global.