Tak Hanya Menjaga Hukum, Polisi Ini Juga Menjaga Perut yang Kosong

Ulasfakta.co – Di tengah tugas menjaga keamanan dan ketertiban, seorang anggota Polresta Tanjungpinang memilih untuk mengulurkan tangan dengan cara yang berbeda.

Bripka Zulhamsyah Putra, anggota Intelkam Polresta Tanjungpinang, menggagas sebuah gerakan sosial bertajuk “Razia Perut Lapar” yang konsisten ia jalankan setiap hari.

Tak seperti razia pada umumnya yang identik dengan penindakan, “Razia Perut Lapar” justru hadir membawa nasi bungkus dan niat tulus.

Dengan menggunakan kendaraan pribadinya, Bripka Zulhamsyah menyusuri jalanan kota, pasar, pelabuhan, hingga permukiman padat untuk membagikan makanan kepada mereka yang membutuhkan.

“Nasi ini saya masak bersama istri di rumah. Sederhana, tapi mudah-mudahan bisa membantu mereka yang sedang lapar,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatan, Jumat (16/5/2025).

Sasaran utama kegiatan ini bukan hanya kaum dhuafa, tapi juga para pemulung, tukang becak, petugas kebersihan, lansia terlantar, hingga anak jalanan. Semua menerima perhatian yang sama, tanpa pandang bulu.

Aksi sosial ini dijalankan tanpa sponsor tetap. Sebagian besar dana berasal dari kantong pribadi Bripka Zulhamsyah. Beberapa dermawan lokal yang tersentuh dengan kegiatannya turut menyumbang secara sukarela.

“Beliau itu orangnya tidak banyak bicara. Tapi apa yang dilakukan, nyata dan konsisten,” kata Ningsih, warga yang pernah melihat langsung pembagian makanan di kawasan Batu 8.

Tidak hanya membagikan makanan, Bripka Zulhamsyah juga kerap menyempatkan waktu untuk berbincang dengan warga yang ia temui. Ia percaya, empati tak hanya soal memberi, tetapi juga mendengarkan.

Kegiatan ini telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir dan jarang dipublikasikan secara luas. Ia menolak disebut sedang mencari sorotan. “Bukan viral yang saya cari, cukup bisa membuat mereka tersenyum hari ini,” ujarnya singkat.

Bagi warga Tanjungpinang, Bripka Zulhamsyah bukan sekadar polisi. Ia adalah teladan tentang bagaimana kekuasaan bisa digunakan untuk melindungi dan merawat, bukan sekadar menindak.

Di saat banyak orang berlomba menampilkan aksi sosial di media sosial, Bripka Zulhamsyah justru memilih jalan yang senyap. Tapi justru dari kesederhanaannya itulah, pesan kemanusiaan mengalir kuat: bahwa satu nasi bungkus bisa menghangatkan lebih dari sekadar perut—ia bisa menghidupkan kembali harapan.

(isk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *