Antrean Panjang Truk dan Kendaraan di Pelabuhan Roro Telaga Punggur Imbas Lonjakan Arus Libur Waisak

Ulasfakta – Sejak Ahad, 11 Mei 2025, ratusan truk pengangkut barang mengalami antrean panjang di Pelabuhan Roro ASDP Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau. Mereka berencana menyeberang menuju Tanjung Uban, namun hingga Selasa, 13 Mei 2025, mayoritas masih terjebak dalam barisan kendaraan yang tidak bergerak.

Kondisi ini disebabkan lonjakan volume kendaraan yang tiba-tiba selama libur Waisak dan cuti bersama. Kapal yang beroperasi tidak mampu melayani semua kendaraan dengan cepat, sehingga jadwal keberangkatan sering molor dan pelabuhan berubah menjadi lautan kendaraan.

Selain truk, mobil pribadi dan sepeda motor juga mengalami kemacetan. Pada Senin malam, sejumlah pengemudi terpaksa menginap di area pelabuhan akibat antrean yang belum terurai.

“Saya sudah tiga hari di sini, belum juga naik kapal,” keluh Erwin, seorang sopir truk asal Batam, Selasa (13/5). Ia menambahkan biaya operasional makin membengkak karena harus menunggu lama tanpa kepastian keberangkatan. Erwin juga mengeluhkan ketidakadilan dalam proses prioritas naik kapal. “Mobil kecil selalu didahulukan, padahal kami juga bawa barang penting,” ujarnya.

Hal serupa dialami Dede, sesama sopir truk, yang mendesak pihak pengelola pelabuhan untuk mengevaluasi sistem antrean agar lebih adil. “Kalau begini terus, kami rugi waktu dan biaya,” kata Dede.

Sopir lain, Batubara, mengungkapkan bahwa antrean mulai berkurang pada Selasa pagi, namun belum kembali normal. “Jangan hanya mobil kecil yang diutamakan. Berikan kesempatan merata,” pintanya.

Para pengendara sepeda motor juga ikut merasakan dampaknya. Sony, pengendara motor, menyebut harus menunggu lebih dari dua jam untuk bisa menyeberang. “Biasanya cepat, ini terlalu lama. Harusnya ada kapal tambahan jika tahu bakal ramai seperti ini,” katanya.

GM ASDP Telaga Punggur Akui Lonjakan Kendaraan Lebih Cepat dari Perkiraan

Hermin Welkis, General Manager ASDP Telaga Punggur, menyatakan bahwa lonjakan arus kendaraan datang lebih cepat dari perkiraan. “Kami mengira puncaknya Selasa, tapi ternyata sudah terjadi sejak Senin malam,” jelasnya.

Saat itu, hanya dua kapal yang melayani, sementara satu kapal lain masih dalam persiapan. Lonjakan kendaraan meningkat tajam sekitar pukul 20.00 WIB.

Untuk mengatasi kondisi ini, kini ada empat kapal yang beroperasi, yaitu KMP Tanjung Burang, KMP Barau, KMP Senangin, serta satu kapal tambahan.

Hermin menyampaikan bahwa pihak pelabuhan tengah mengevaluasi dan terus berkoordinasi dengan KSOP serta Dinas Perhubungan untuk memperbaiki sistem antrean. “Kendaraan memang tertahan, tapi penumpang masih lancar,” katanya.

Soal kekhawatiran penumpang terkait tiket di aplikasi Ferizy yang bisa hangus, Hermin memastikan tidak ada penumpang yang dirugikan. “Kami sudah koordinasikan agar tiket dapat dialihkan sesuai kondisi di lapangan,” tambahnya.

Untuk solusi jangka panjang, Hermin mengungkapkan bukan masalah kekurangan armada, tapi durasi waktu operasional yang perlu diperpanjang. “Kami akan dorong p

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *