Kebakaran Lahan di Coastal Area Karimun: Ancaman Lingkungan dan Kesiapsiagaan Publik yang Mendesak

Ulasfakta – Kebakaran lahan yang melanda kawasan Coastal Area di Kabupaten Karimun terus memunculkan kekhawatiran mendalam terkait dampak ekologis dan potensi bahaya bagi pemukiman. Insiden terbaru terjadi pada Kamis, 20 Februari 2025, di lahan kosong yang semakin ditumbuhi belukar, yang jika tidak segera diatasi, bisa dengan cepat merambat ke area pemukiman.

Seorang warga setempat, Prayoga, menyatakan bahwa keterlambatan kedatangan unit pemadam kebakaran dapat mengakibatkan api menjalar ke bangunan di sekitarnya.

“Kalau mobil pemadam terlambat datang, api bisa langsung menyambar bangunan dan menimbulkan kerugian besar bagi warga,” ucap Prayoga.

Kepala Dinas Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran BPBD Kabupaten Karimun, Hendra Hidayat, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima antara empat hingga delapan laporan kebakaran lahan setiap hari.

Hendra menyoroti dua kendala utama: lahan yang dipenuhi semak belukar yang memicu penyebaran api dengan cepat, dan lokasi yang sulit dijangkau oleh armada pemadam, terutama di area dengan medan yang terjal.

“Kebakaran di lahan semak belukar sangat cepat membesar dan sulit ditangani secara manual. Medan yang ekstrem juga menambah tantangan dalam pemadaman,” jelas Hendra.

Dalam konteks ini, masyarakat dan pihak lingkungan menuntut peningkatan kesiapsiagaan serta penambahan armada pemadam dan peralatan yang lebih modern. Penggunaan teknologi pemantauan udara dan drone untuk mendeteksi titik-titik rawan kebakaran pun menjadi salah satu usulan agar respon cepat dapat dioptimalkan.

Selain itu, para ahli lingkungan mengingatkan bahwa kebakaran lahan bukan hanya merusak properti, melainkan juga mengancam ekosistem pesisir yang penting bagi kehidupan nelayan dan masyarakat setempat. Polusi asap dan perubahan habitat menjadi risiko jangka panjang yang harus segera ditanggulangi.

“Kebakaran lahan ini tidak bisa dianggap sepele. Selain kerusakan fisik, dampaknya terhadap kualitas udara dan ekosistem pesisir sangat signifikan. Perlu ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk menerapkan sistem pencegahan yang lebih canggih,” pungkas seorang pakar lingkungan.

Kendati demikian, upaya pembersihan dan pemadaman kebakaran terus dilakukan sebagai respons cepat atas laporan masyarakat. Namun, para pengamat menilai bahwa solusi jangka panjang harus segera diimplementasikan agar kejadian serupa tidak terulang, sekaligus menjaga kualitas lingkungan hidup di kawasan Karimun.

Langkah ini menjadi cerminan dari urgensi dalam memperkuat sistem manajemen bencana di daerah, yang harus mengutamakan kesiapsiagaan, inovasi, dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat demi mewujudkan lingkungan yang aman dan lestari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *