Ulasfakta.co – Pelabuhan Ranai di Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, menghadapi tantangan serius dalam hal navigasi alur laut. Kondisi alur masuk yang sempit dan dangkal menyulitkan kapal-kapal untuk bersandar, meningkatkan risiko keselamatan pelayaran.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Natuna, Allazi, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima keluhan rutin dari para nahkoda terkait kondisi alur masuk pelabuhan. “Kami sering menerima laporan mengenai kondisi ini setiap tahunnya. Kami sadar bahwa alur masuk Pelabuhan Ranai memang memiliki keterbatasan, sehingga perlu adanya navigasi yang lebih jelas,” ujar Allazi pada Kamis, 3 April 2025.
Salah satu kendala utama adalah keterbatasan jumlah dan fungsi buoy (boi) yang digunakan sebagai penanda navigasi. Idealnya, diperlukan lima buoy untuk menunjang keselamatan pelayaran, namun saat ini hanya tersedia tiga buoy, dengan dua di antaranya yang berfungsi efektif.
Status Pelabuhan Ranai yang tidak berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten Natuna menjadi faktor penghambat dalam perbaikan fasilitas pendukung. Meski demikian, Dishub Natuna terus mengajukan permohonan perbaikan setiap tahunnya.
Situasi ini diperparah oleh kondisi cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah Natuna, menyebabkan penundaan keberangkatan kapal demi menjaga keselamatan pelayaran. Pada 19 Maret 2025, keberangkatan KMP Bahtera Nusantara 01 ditunda akibat cuaca buruk.
Pemerintah Kabupaten Natuna berharap agar usulan perbaikan navigasi alur laut di Pelabuhan Ranai dapat segera direalisasikan, guna meningkatkan keselamatan dan efisiensi pelayaran di wilayah tersebut.