Ulasfakta — Suasana panas mewarnai kawasan proyek di Teluk Mata Ikan, Kecamatan Nongsa, Batam, saat sejumlah petani ikan patin mendatangi lokasi pembangunan milik perusahaan yang diduga PT Sri Indah, Jumat (27/6/2025). Aksi tersebut dipicu oleh dugaan kerusakan kolam-kolam ikan akibat aktivitas cut and fill.
Petani yang merasa dirugikan oleh aliran lumpur dari proyek pembangunan resort itu mengaku kecewa karena tidak pernah diajak berdialog. Ketidakhadiran perwakilan perusahaan pada saat aksi berlangsung semakin menyulut emosi warga.
“Kami ke sini ingin bicara baik-baik, tapi tidak ada satu pun pihak manajemen yang muncul. Kami cuma ketemu pekerja,” kata Krisyuantoro, petani lokal.
Aparat dari Polda Kepri turun tangan menenangkan situasi, setelah aktivitas alat berat sempat dihentikan warga.
Konflik ini menunjukkan adanya kegagalan komunikasi antara pihak pengembang dan warga sekitar yang telah menggantungkan hidup dari usaha perikanan.
HNSI Nongsa yang mendampingi para petani menekankan pentingnya mediasi segera. “Kami akan kawal hingga ada penyelesaian yang adil,” ujar Herri Santoni dari HNSI.
Situasi ini mencerminkan risiko ketegangan sosial di tengah pembangunan yang tidak memperhatikan dampak terhadap masyarakat lokal. Jika tidak ditangani secara terbuka, konflik dikhawatirkan akan terus membesar.
Tinggalkan Balasan