Wamen Investasi Resmikan Groundbreaking Proyek Hilirisasi Timah di Batam Senilai Rp 1,2 Triliun

Ulasfakta.co – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, meresmikan groundbreaking proyek hilirisasi timah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Jumat (24/1/2025).

Proyek ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mempercepat program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia.

Proyek hilirisasi ini mencakup pembangunan fasilitas tin chemical oleh PT Batam Timah Sinergi (BTS) dan fasilitas tin solder oleh PT Tri Charislink Indoasia (TCI).

Kedua perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Cipta Persada Mulia (CPM), yang memiliki peran strategis dalam industri timah nasional.

Dengan nilai investasi dan modal kerja tahap awal sebesar Rp 1,2 triliun, fasilitas ini dirancang untuk menjadi salah satu pusat hilirisasi timah terbesar di dunia.

Dalam pernyataannya, Todotua Pasaribu menegaskan pentingnya hilirisasi untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.

“Hilirisasi adalah kunci untuk memastikan sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan secara optimal, tidak hanya sebagai komoditas mentah, tetapi sebagai produk dengan nilai tambah tinggi yang berdaya saing global,” ujar Todotua dalam keterangan tertulis pada Sabtu (25/1/2025).

Transformasi Industri Timah Nasional
Menurut Todotua, PT Cipta Persada Mulia memainkan peran penting dalam rantai industri timah nasional. Perusahaan ini memiliki izin usaha pertambangan (IUP) dan telah memproduksi tin ingot di fasilitas smelter miliknya.

Produk tersebut nantinya akan diolah lebih lanjut oleh BTS untuk produksi tin chemical dan oleh TCI untuk pengembangan tin solder serta tin heat stabilizer, yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar global.

“Indonesia, sebagai negara dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia, harus mampu memanfaatkan sumber daya ini secara optimal untuk meningkatkan nilai tambahnya. Hilirisasi komoditas timah di Indonesia diperlukan untuk dapat menyerap produksi tin ingot dalam negeri serta mengembangkan industri hilir yang memiliki potensi pasar global yang tinggi,” tambah Todotua.

Saat ini, proyek BTS telah memasuki tahap awal pengerjaan lahan konstruksi, sementara TCI telah berada dalam tahap commissioning dan siap untuk memasuki produksi penuh.

Dukungan Terhadap Ekonomi dan Industri Lokal
Proyek hilirisasi ini merupakan bagian dari Roadmap Hilirisasi Nasional, yang menargetkan Indonesia menjadi produsen timah terbesar kedua di dunia pada tahun 2045. Selain menciptakan fasilitas produksi berkelas dunia, proyek ini juga diharapkan mampu:
• Membuka peluang ekonomi baru di wilayah Kepulauan Riau,
• Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat,
• Memperkuat ekosistem industri timah dalam negeri.

Lebih lanjut, Todotua menekankan bahwa proyek ini juga mendukung pemerataan pembangunan industri ke luar Pulau Jawa.

Batam, dengan lokasi strategis yang dekat dengan jalur perdagangan internasional serta infrastruktur logistik yang memadai, dinilai sebagai tempat yang ideal untuk pengembangan industri berbasis ekspor.

“Lokasi Batam yang strategis menjadi keunggulan tersendiri bagi efisiensi ekspor-impor komponen serta pengembangan ekosistem industri timah di kawasan ini,” tutupnya.

Peresmian proyek ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam meningkatkan daya saing industri timah Indonesia di tingkat global, sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *