Ulasfakta – Ketua Umum Rukun Khasanah Warisan Batam (RKWB) yang juga anggota Dewan Kehormatan Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Dato Machmur Ismail, menegaskan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dalam mewujudkan Batam sebagai kota yang harmonis dan maju.
Dalam menanggapi pidato perdana Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, di Sidang Paripurna DPRD Batam, Senin (3/3), Dato Machmur menekankan bahwa kepemimpinan Amsakar dan Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra harus mampu mempertahankan nilai-nilai kebersamaan dan melanjutkan konsep Batam Madani yang pertama kali dicetuskan oleh Wali Kota pertama Batam, almarhum Nyat Kadir.
“Ini adalah amanah dan harapan besar masyarakat Melayu serta LAM Kepri agar kepemimpinan baru bisa bersinergi dengan baik dan melanjutkan perjuangan pemimpin sebelumnya,” ujar Dato Machmur.
Menjaga Kebersamaan dalam Keberagaman
Dato Machmur menilai bahwa kepemimpinan Amsakar-Li Claudia sejalan dengan konsep Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW, yang menekankan harmoni antarumat beragama dan kebersamaan dalam pembangunan.
“Batam ini rumah bagi semua. Konsep Madinah yang menekankan kebersamaan dan toleransi harus terus menjadi pegangan dalam membangun kota ini,” katanya.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Batam untuk mendukung program-program yang telah dirancang oleh pasangan kepala daerah ini demi tercapainya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Tantangan Kampung Tua dan Penyelesaian Rempang
Dalam kesempatan yang sama, Dato Machmur juga menyoroti dua persoalan penting yang masih menjadi pekerjaan rumah di Batam: legalitas kampung tua dan penyelesaian masalah Rempang.
Terkait kampung tua, ia berharap pemerintah dapat melanjutkan proses legalisasi yang telah dimulai sejak 2019, saat Presiden Joko Widodo mengunjungi Batam.
“Dari 37 kampung tua, baru 12 yang telah mendapatkan legalitasnya. Walaupun prosesnya lambat, ini harus terus diperjuangkan dengan kebersamaan antara warga dan pemerintah,” ungkapnya.
Sementara itu, rencana Amsakar untuk membuka ruang dialog dengan masyarakat Rempang disambut baik oleh Dato Machmur. Ia menegaskan bahwa LAM Kepri mendukung penuh langkah-langkah penyelesaian yang berbasis musyawarah dan mufakat.
“Jika ada sinergi dan kebersamaan, insya Allah segala persoalan bisa diselesaikan,” tutupnya.
Dengan dukungan dari LAM Kepri dan elemen masyarakat lainnya, harapan untuk Batam yang lebih harmonis, maju, dan inklusif semakin terbuka lebar.