Ulasfakta – Insiden pemadaman bahan bakar solar yang mengakibatkan penumpang Trans Batam tertahan lebih dari tiga jam di Halte Engku Puteri pada Kamis, 20 Februari 2025, mengungkapkan tantangan mendalam dalam manajemen rantai pasokan dan perencanaan kontinjensi di sektor transportasi umum.
Kejadian yang terjadi di depan Hotel Harris ini menyebabkan kerumunan penumpang yang menunggu dengan frustasi, termasuk seorang penumpang yang mengaku baru pulang dari rumah sakit bersama anaknya. “Kami sudah menunggu, ada yang datang dari jam 12.00 WIB, ada juga dari jam 10.00 WIB. Katanya tidak ada solar. Saya jadi terganggu karena harus menunggu berjam-jam,” ucapnya.
Dalam keterangan, petugas di Halte Engku Puteri, Maya, menjelaskan bahwa keterlambatan armada disebabkan oleh antrean panjang di beberapa SPBU di rute Batu Aji – Batam Center. “Kendala utama ada pada waktu pengisian solar. Biasanya kami mengantre mulai pukul 08.30 WIB, dan seharusnya pada jam 12 itu semua sudah selesai. Namun, kali ini antrean sangat panjang,” jelas Maya.
Insiden ini bukanlah kejadian yang sering terjadi, namun menyoroti kelemahan dalam sistem logistik dan pengelolaan armada. Para pengamat menyebut bahwa hal tersebut menandakan perlunya perbaikan strategi pengadaan dan distribusi bahan bakar untuk memastikan bahwa armada operasional tidak terganggu.
“Insiden seperti ini seharusnya menjadi titik tolak untuk meningkatkan koordinasi antara operator transportasi, SPBU, dan pemerintah daerah. Jika tidak ada rencana kontinjensi yang matang, gangguan pasokan solar dapat terus menggangu layanan transportasi umum,” ujar seorang analis transportasi yang tidak ingin disebutkan namanya.
Pihak Trans Batam kini diharapkan untuk mengevaluasi kembali sistem pengisian bahan bakar, serta memperkuat kerjasama dengan distributor agar stok solar yang tersedia cukup untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, terutama di rute-rute padat seperti rute Batu Aji – Batam Center.
Sementara itu, sebagai respons atas insiden ini, pihak operator Trans Batam telah berjanji untuk segera menginformasikan penumpang terkait status armada melalui platform digital, sehingga penumpang dapat mempersiapkan alternatif transportasi jika terjadi keterlambatan. “Kami akan terus berkoordinasi untuk memastikan bahwa setiap gangguan dapat segera ditangani, dan kami mendorong masyarakat untuk selalu memantau informasi resmi,” tambahnya.
Insiden pemadaman solar ini tidak hanya mencerminkan tantangan operasional yang bersifat teknis, tetapi juga menjadi cerminan pentingnya penerapan strategi manajemen risiko yang komprehensif dalam industri transportasi umum. Dengan perbaikan yang tepat, diharapkan layanan Trans Batam dapat kembali berjalan lancar dan memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat.