Pengelolaan Sampah di Batam: Peluang Ekonomi Hijau dan Inovasi Teknologi

Ulasfakta – Di tengah tantangan lingkungan yang semakin mendesak, Anggota Komisi III DPRD Batam, Suryanto, menyoroti bahwa pengelolaan sampah di Batam bukan sekadar masalah logistik, melainkan juga sebuah peluang ekonomi hijau yang perlu dimanfaatkan. Suryanto menegaskan bahwa pengelolaan sampah harus diperlakukan setara dengan kebutuhan pokok seperti listrik dan air, sehingga menuntut peran serta pihak ketiga yang lebih profesional serta inovasi teknologi.

“Saya sudah beberapa kali menyampaikan bahwa persoalan sampah di Batam sama urgensinya dengan kebutuhan listrik dan air. Jika kita menyerahkan pengelolaan sampah kepada pihak profesional, kita tidak hanya mengatasi masalah, tetapi juga membuka peluang untuk mengubah sampah menjadi sumber energi atau bahan baku daur ulang,” ujar Suryanto, Ahad (23/2/2025).

Menurutnya, metode pengelolaan sampah yang saat ini masih dilakukan secara swakelola telah menimbulkan ketidakefisienan. Suryanto mencontohkan sistem di Jakarta dan Singapura, di mana sampah diolah menjadi abu atau diubah menjadi energi, sebagai model yang patut ditiru.

“Bayangkan jika setiap 10 ton sampah yang masuk ke TPA bisa dikurangi secara proporsional melalui proses daur ulang, bukan hanya mengurangi tumpukan sampah tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dan sumber pendapatan tambahan bagi daerah,” tambahnya.

Namun, Suryanto menekankan bahwa keberhasilan transformasi ini tidak lepas dari political will. Ia mengajak para pemimpin untuk memasukkan konsep ekonomi hijau dalam agenda pembangunan, termasuk penyediaan subsidi dan skema pendanaan yang mendukung kerjasama dengan pihak swasta dan perguruan tinggi.

“Konsep ini harus ada di benak para pemimpin. Jika dana dan regulasi mendukung, kita bisa menggandeng berbagai pihak pintar di Indonesia untuk menciptakan solusi inovatif. Kita juga harus mendorong penyediaan minimal dua TPS di tiap kelurahan agar tidak ada lagi penumpukan sampah yang merugikan,” ujarnya.

Suryanto juga mencatat bahwa integrasi teknologi dalam pengelolaan sampah merupakan kunci agar Batam dapat mengatasi keterbatasan lahan dengan cerdas. Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Dengan pandangan baru yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi lintas sektor, Suryanto berharap Batam akan segera mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah yang tidak hanya efektif, tetapi juga produktif secara ekonomi.

“Kita harus melihat sampah bukan hanya sebagai limbah, tetapi sebagai potensi sumber daya yang bisa diolah untuk menciptakan ekonomi hijau. Dengan demikian, Batam akan lebih siap menghadapi tantangan lingkungan sekaligus membuka peluang baru bagi masyarakat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *