Ulasfakta – Proyek cut and fill yang tengah berlangsung di Batam kembali mendapat sorotan tajam. Bernard, seorang tokoh masyarakat, menegaskan bahwa jika tidak ada solusi cepat, eskalasi protes di delapan rukun warga, baik di hinterland maupun mainland, bisa semakin membesar.
Menurut Bernard, dampak lingkungan dari proyek ini belum sepenuhnya diperhitungkan. Ia mempertanyakan apakah kontraktor memahami konsekuensi ekologis dari aktivitas mereka dan menyoroti pentingnya kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Namun, bagi Bernard, yang lebih penting dari sekadar regulasi adalah tindakan nyata di lapangan. “Kami tidak ingin bicara soal aturan undang-undang ini dan itu. Yang penting adalah tindakan nyata untuk menyelamatkan warga. Minggu depan, saya ingin melihat apakah ada air yang mengalir dari SPAM BP Batam,” tegasnya.
Ia juga mengkritik Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam yang dinilai belum menunjukkan langkah konkret dalam menangani masalah ini. Menurutnya, instansi tersebut seharusnya lebih responsif terhadap berbagai isu lingkungan, bukan hanya fokus pada persoalan sampah di perkotaan.
“Sekecil apa pun masalah lingkungan, mereka harus tahu dan bertindak. Jangan hanya sibuk urusan persampahan, ini juga harus diperhatikan,” katanya mengakhiri wawancara.
Dengan meningkatnya kekhawatiran masyarakat, tekanan terhadap pemerintah dan pihak terkait semakin besar. Masyarakat kini menanti apakah ada langkah konkret dalam menangani dampak lingkungan dari proyek cut and fill ini sebelum situasi semakin memanas.